Teheran (ANTARA News) - Menteri Perminyakan Iran Kazem Vaziri-Hamaneh mengatakan Kamis bahwa negara republik Islam itu tidak setuju dengan kebijakan menaikkan tingkat produksi maksimum OPEC, dengan menyatakan bahwa kartel minyak itu telah berada pada tingkat produksi kapasitas penuh.
"Kami mendukung kebijakan tingkat produksi maksimum OPEC. Pada saat ini OPEC telah berada pada tingkat produksi kapasitas penuh," katanya kepada wartawan ketika ditanya apakah kuota produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) sebesar 28 juta barrel per hari perlu dinaikkan.
"Pasar telah mengalami kelebihan pasokan. Tidak ada kelangkaan, tetapi harga terus meningkat," katanya, menuding bahwa kenaikan harga minyak akibat kelangkaan gas di Amerika Serikat dan bukan karena ketegangan program nuklir Iran.
Secara alami katanya, seperti dikutip AFP, seharusnya para penjual akan merasa puas apabila harga naik.
Pernyataannya itu diajukan menyusul harga minyak dunia terus naik hingga mencapai rekor tertinggi baru yakni lebih dari 74 dollar AS per barrel di London dan 72 dollar AS di New York.
Menteri itu juga mengatakan bahwa Iran sedang mengkaji usulan yang diajukan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk menjual minyak pada harga yang lebih murah kepada megara-negara miskin.
"Negara-negara produsen minyak, khususnya anggota OPEC, bisa menetapkan kuota bagi negara-negara miskin dengan harga yang lebih murah," kata presiden hari Rabu lalu.
Iran adalah negara eksportir minyak terbesar ke-empat di dunia dan negara eksportir kedua terbesar di kelompok OPEC, dengan tingkat produksi mencapai empat juta barrel per hari.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006