Warga di pesisir selatan Cilacap harus lebih waspada, mengingat potensi curah hujan lebat masih berpeluang
Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memantau dampak hujan ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Cilacap pada Selasa (1/11) malam hingga Rabu pagi.

"Hingga pagi ini (2/11), Tim Reaksi Cepat di masing-masing UPT (Unit Pelaksana Teknis) BPBD masih melakukan asesmen dan pemantauan di lapangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Wijonardi didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan di Cilacap, Rabu.

Kendati demikian, dia mengatakan berdasarkan data sementara, di wilayah UPT BPBD Wilayah Cilacap terdapat genangan di Perumahan BKD Cilacap Utara dan Jalan Kelinci Mertasinga dengan tinggi muka air melampaui batas rata-rata tahunan yang berkisar 20-30 centimeter.

Selain itu, talut sungai di sebelah utara Rumah Sakit Santa Maria Cilacap dilaporkan ambrol pada hari Selasa (1/11), pukul 22.00 WIB.

Selanjutnya di wilayah UPT BPBD Wilayah Kroya, terdapat genangan di perbatasan Desa Widarapayung, Kecamatan Binangun, dan Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, yang diduga akibat adanya penyumbatan pada gorong-gorong saluran tersier yang melintasi jalan raya.

"Kemudian di Desa Gentasari (Kecamatan Kroya) dan sekitarnya yang merupakan wilayah langganan banjir, pagi ini terjadi genangan dan masyarakat setempat telah siaga bencana," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan menambahkan.

Baca juga: BMKG prakirakan potensi cuaca ekstrem di Jateng hingga 3 November

Baca juga: BMKG: Siklon tropis Nalgae pengaruhi kondisi cuaca di Jateng


Sementara di UPT BPBD Wilayah Sidareja dan UPT BPBD Wilayah Majenang, kata dia, tidak terjadi cuaca ekstrem sehingga situasi aman dan terkendali.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan pantauan data curah hujan tanggal 2 November 2022, hujan ekstrem telah terjadi dan terkonsentrasi di pesisir selatan Cilacap.

​​​​​​Wilayah dimaksud seperti di daerah Adipala yang mencapai 250 milimeter, di BMKG Cilacap 207 mm, Maos 206 mm, Gumilir 203 mm, Pos BMKG Tunggul Wulung 189 mm, dan Binangun 152 mm.

Sementara untuk wilayah Cilacap bagian tengah dan barat, curah hujan ringan hingga lebat terpantau di Kedungreja 54 mm, Karangpucung 47 mm, Cipari 23 mm, Cimanggu 6 mm, dan Majenang 5 mm.

"Warga di pesisir selatan Cilacap harus lebih waspada, mengingat potensi curah hujan lebat masih berpeluang dalam beberapa hari ke depan," katanya.

Selain di Cilacap, kata dia, hujan lebat hingga sangat lebat juga terpantau di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas seperti Klapagading 112 mm, Banteran 112 mm, Jatilawang 121 mm, dan Kecamatan Banyumas 71 mm.

Sedangkan wilayah Banyumas lainnya, lanjut dia, cenderung hujan ringan hingga sedang seperti di Sumbang 22 mm, Cikidang 44 mm, Gumelar 16 mm, dan Bendung Ketenger 20 mm.

"Adapun di wilayah Kabupaten Kebumen, hujan lebat hingga sangat lebat terkonsentrasi di wilayah selatan seperti di Ayah 105 mm, Podourip 71 mm, dan Klapasawit 58 mm, sedangkan wilayah lainnya hujan ringan hingga sedang," kata Teguh. 

Baca juga: BMKG: Hujan ekstrem masih berpotensi di wilayah Jateng selatan

Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem di Jateng pada Oktober-November

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022