Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan kepada para mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir untuk memperkuat Islam wasathiyah.

"Saya minta para mahasiswa agar kita memperkuat pemahaman ini sebagai bagian dari pemahaman Islam wasathiyah," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam pertemuan dengan para mahasiswa Indonesia di Mesir, Sabtu (5/11) malam.  

Berdasarkan keterangan tertulis Biro Pers, Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Wakil Presiden pertemuan tersebut berlangsung dalam rangkaian kunjungan kerja Wapres ke Timur Tengah yang berlangsung di Wisma Duta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo.

Menurut Wapres, menjaga Islam wasathiyah merupakan upaya dalam memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian dunia yang sesuai dengan konstitusi negara.

"Kebetulan kita Indonesia mayoritas Muslim, tapi kita umat Islam menjaga komitmen kebangsaan yang sudah kita pegang," ungkap Wapres.

Wapres juga memberikan contoh langkah perdamaian yang dilakukan Presiden Joko Widodo saat berkunjung langsung ke Ukraina dan Rusia dalam misi mendamaikan kedua negara tersebut.

"Presiden Jokowi juga melakukan langkah, yaitu dengan keberanian apapun hasilnya, tapi beliau melakukan upaya-upaya damai antara Ukraina dan Rusia, beliau datang sendiri. Selain perintah agama, juga perintah konstitusi untuk menghargai hak-hal manusia," tambah Wapres.

Lebih lanjut, Wapres menyebutkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan kesepakatan negara yang tidak dapat tergantikan di Indonesia.

"Saya nyebutnya menjaga kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan NKRI. NKRI kita itu menjadi komitmen seluruh bangsa Indonesia dan itu yang kita jaga supaya kehidupan bangsa kita tetap utuh," ungkap Wapres.

Menurut Wapres, Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia diakui mampu menjaga kerukunan antarumat beragama yang ada. Pengakuan ini salah satunya ditandai dengan diberikannya Penghargaan Al Hasan bin Ali untuk Perdamaian oleh Abu Dhabi Forum for Peace (ADFP) kepada Indonesia pada 2 November 2022.

"Saya titip kepada semua pelajar di Mesir untuk mengembangkan pikiran-pikiran (tentang Islam Wasathiyah) lebih baik lagi, lebih 'di-update' lagi sesuai dengan perkembangan," tambah Wapres.

Selain dalam lingkup nasional, kata Wapres, menjaga perdamaian juga harus dilakukan dalam lingkup internasional.

"Dan juga tentu bukan hanya nasional tapi lebih besar daripada itu, karena itu isu persaudaraan kita itu diletakkan pada tiga ukhuwah (persaudaraan): ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan se-bangsa), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia)," papar Wapres.

Menutup arahannya, Wapres mengingatkan bahwa baik ajaran islam maupun negara adalah dua faktor yang saling mengisi dan menguatkan.

"Antara Islam kaffah dan wathani (negara) itu tidak saling menegasikan (menyangkal), tapi saling memperkuat. Ini hal yang penting bagi pelajar kita merumuskan tentang bagaimana kita kehidupan berbangsa dan bertanah air. Jadi itu hal yang menurut saya ternyata itu menjadi model yang sekarang dicari orang untuk membangun kedamaian," ungkap Wapres.

Hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf Kepala BAZNAS Noor Achmad, para mahasiswa, dan diaspora Indonesia di Mesir.

Sementara Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi.

Baca juga: Wapres Ma'ruf berdialog dengan mahasiswa Indonesia di Mesir

Baca juga: Wapres ziarah Makam Syekh Ibnu Athaillah di Kairo Mesir

Baca juga: Wapres Ma'ruf lanjutkan kunjungan kerja ke Kairo


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022