Guncangan gempa yang terjadi kali ini sangat besar sekali
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pendataan dampak bencana gempa bumi yang berkekuatan 5,5 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Minggu (20/11) malam.

"Ada beberapa lokasi yang terdampak bencana gempa karena ada rumah penduduk yang rusak. Tim pendataan dari BPBD sudah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kupang, Semy Tinenty ketika dihubungi di Kupang Senin.

Ia mengatakan gempa bumi tektonik yang berkekuatan 5,5 magnitudo merusak rumah penduduk di wilayah Retraen, Sahraen, dan Sonraen Kecamatan Amarasi Selatan.

Menurut dia rumah penduduk yang rusak kemungkinan cukup banyak karena ketika wilayah itu yang merasakan getaran gempa yang cukup besar terjadi di wilayah Amarasi Selatan.

Baca juga: Tumbukan lempeng menyebabkan gempa bermagnitudo 5,0 di NTT

Baca juga: BMKG ajak masyarakat memahami jalur evakuasi bencana tsunami di Sikka


"Menyangkut jumlah rumah penduduk yang rusak masih dalam pendataan tim BPBD," kata Semi Tinenty.

Dia mengatakan sesuai data awal dari tim di lapangan terdapat sejumlah rumah warga ada yang rusak total akibat gempa bumi yang terjadi pada Minggu (20/11) malam itu.

"Ada rumah warga di lokasi yang terdampak rata dengan tanah akibat hantaman gempa yang juga dirasakan di wilayah Kota Kupang itu," kata Semi Tinenty.

Sementara itu Yos Niti salah seorang warga Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan mengatakan guncangan gempa pada saat kejadian sangat keras sehingga warga setempat sempat kesulitan untuk keluar rumah guna menyelamatkan diri.

Menurutnya guncangan gempa saat kejadian merupakan guncangan terbesar selama ini yang melanda wilayah Amarasi Selatan.

"Gempa yang terjadi selama ini tidak seperti yang terjadi pada Minggu (20/11) malam. Guncangan gempa yang terjadi kali ini sangat besar sekali," kata Yos Niti.

Baca juga: BMKG tingkatkan pemahaman waktu tiba tsunami di Kabupaten Sikka

Baca juga: BMKG survei peta rawan tsunami dan mikrozonasi di Kabupaten Sikka

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022