Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan Sistem Pengenal Wicara untuk Pendiktean Medis (SPWPM) untuk membantu dokter mencatat diagnosis pasien dalam sistem rekam atau catatan medis elektronik yang efektif dan efisien tanpa membuat laporan manual.

"Sistem ini berguna untuk membantu para dokter menulis laporan diagnosis bersamaan dengan memeriksa dan memberikan konsultasi kepada pasien secara langsung," kata Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara dalam peluncuran SPWPM yang diikuti virtual di Jakarta, Senin.

Budi menuturkan SPWPM adalah sistem pengenalan wicara otomatis yang dapat digunakan oleh para dokter untuk mendiktekan diagnosis atau laporan medis pasien secara verbal yang dikonversi oleh mesin secara otomatis menjadi sebuah laporan tertulis yang tersimpan ke pusat data medis rumah sakit.

Baca juga: BRIN: Inovasi dan teknologi tingkatkan nilai tambah biomassa

SPWPM merupakan implementasi teknologi Automatic Speech Recognition (ASR) atau pengenalan wicara otomatis yang dapat membantu tenaga medis mendiktekan keterangan medis secara verbal untuk dikonversikan menjadi data atau laporan tertulis ke pusat data medis rumah sakit.

Selain menjalankan penanganan atau perawatan terhadap pasien, dokter dan tenaga medis juga memiliki kewajiban untuk mencatat laporan atau rekam medis. Tugas tersebut, selama ini mengambil sebagian besar waktu kerja para dokter dan tenaga medis.

Oleh karenanya, pencatatan rekam medis akan menjadi jauh lebih cepat dan mudah dengan dukungan teknologi ASR yang mampu menjalankan seluruh prosesnya secara otomatis.

SPWPM diciptakan oleh tim perekayasa Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN bekerja sama dengan PT Dua Empat Tujuh (Solusi247) dan Rumah Sakit (RS) Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Sedangkan Kepala Pusat Layanan Teknologi (Pusyantek) BRIN, Yenni Bakhtiar mengatakan SPWPM dapat digunakan dan diintegrasikan bersama aplikasi rekam medis lainnya yang ada di rumah sakit, seperti aplikasi MEDIS247 yang dikembangkan oleh Solusi247.

Arsitektur SPWPM terdiri atas tiga komponen penting middleware, backend, dan pendukung dalam bentuk kontainer-kontainer yang dikelola dan diorkestrasikan dalam sebuah platform awan docker swarm.

Baca juga: BRIN dorong kolaborasi para peneliti kembangkan bioekonomi

Baca juga: BRIN: Indonesia perlu mendalami isu-isu kebijakan luar negeri


Prototipe SPWPM telah melalui uji lapang yang bekerja sama dengan RS Harapan Kita. Dari uji lapang tersebut, diperoleh hasil Word Error Rate (WER) rata-rata empat persen.

Hasil uji lapang itu memenuhi target WER rata-rata di bawah lima persen, sehingga dapat ditetapkan bahwa sistem telah memenuhi tingkat kesiapan teknologi level 7 (TKT-7) dan bisa dimanfaatkan oleh mitra pengguna.

Untuk memberikan manfaat seluas-luasnya dan mendorong transformasi digital layanan kesehatan di rumah sakit seluruh Indonesia, Pusyantek BRIN telah melakukan kerja sama lisensi dengan mitra Solusi247.

"Teknologi ini diharapkan dapat secara luas dimanfaatkan untuk membantu dokter atau paramedis dalam beberapa layanan rumah sakit, seperti pembuatan rekam medis atau laporan operasi melalui wicara yang ditranskripsikan oleh SPWPM," tuturnya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022