Saya akan menggunakan sebaik-baiknya kesempatan untuk terbang ke luar angkasa ini dan menyelesaikan tugas saya
Jiuquan, China (ANTARA) - Deng Qingming dikenal publik sebagai taikonaut cadangan yang belum pernah terbang ke luar angkasa untuk waktu yang lama atau waktu penantian selama 24 tahun.

Sejak menjadi satu dari 14 taikonaut peserta pelatihan pertama China 24 tahun lalu, dia memberikan dukungan bagi beberapa misi penerbangan luar angkasa sebagai taikonaut cadangan.

Meskipun jalannya menuju luar angkasa lebih panjang dari rekan-rekannya, Deng tetap gigih menjalani latihan keras seperti rekan-rekan setimnya.

Pria berusia 56 tahun yang telah menjadi seorang kakek ini memiliki hasrat dan semangat yang sama dengan para taikonaut yang usianya puluhan tahun lebih muda darinya.

Kegigihannya akhirnya membuahkan hasil. Setelah menunggu lama, Deng dijadwalkan bergabung dengan misi Shenzhou-15, yang akan diluncurkan ke luar angkasa menggunakan roket Long March di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut pada 29 November.

Deng akan tinggal di luar angkasa selama enam bulan dan bekerja bersama Fei Junlong dan Zhang Lu untuk menyaksikan penyelesaian pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong milik China.

Mereka juga akan terlibat dalam rotasi kru pertama di stasiun tersebut sebelum para taikonaut Shenzhou-14 yang saat ini berada di orbit kembali ke Bumi.

"Saya pernah mengalami depresi dan bahkan sampai menangis, tetapi saya tidak pernah goyah, apalagi menyerah," tutur Deng sambil mengenang pengalamannya sebagai taikonaut cadangan.

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin (28/11) di lokasi peluncuran, Deng berbicara di hadapan publik. Bahkan di tengah gelombang tepuk tangan yang meriah, dia mampu menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri dari seorang penjelajah luar angkasa berpengalaman.

"Saya akan menggunakan sebaik-baiknya kesempatan untuk terbang ke luar angkasa ini dan menyelesaikan tugas saya," katanya.

Saat persiapan untuk misi Shenzhou-11 pada 2016, Deng ditempatkan dalam sebuah stimulator pesawat luar angkasa selama 33 hari untuk merasakan pengalaman tinggal di luar angkasa untuk waktu yang lama.

Namun, dia gagal dalam seleksi terakhir dengan selisih tipis dan menjadi cadangan untuk komandan Jing Haipeng.

Saat kru Shenzhou-11 kembali ke Bumi, misi cadangan Deng juga berakhir. Dia disambut seperti pahlawan oleh istri dan putrinya saat kembali ke rumah.

Mereka juga menyiapkan makanan yang lezat untuknya. Deng tidak dapat mengendalikan emosinya, sehingga dia pun masuk ke kamar mandi dan menyalakan keran untuk meredam suara isak tangisnya dengan suara air yang mengalir.

Mendiang ibu Deng juga berharap dapat melihat putranya terbang ke luar angkasa.

Deng lahir pada tahun 1966 dari keluarga pedesaan di Provinsi Jiangxi, China timur. Ketika orang tuanya bekerja di ladang, Deng mengemban tanggung jawab untuk mengasuh keempat adiknya.

Impian masa kecilnya adalah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan mencari pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarganya.

Keberuntungan datang ketika perwakilan dari Angkatan Udara China mengunjungi sekolah menengah tempat Deng belajar untuk melakukan perekrutan. Dia lulus dalam semua tes dan menjadi seorang kadet.

Ketika dia berangkat untuk menjalani pelatihan penerbangan pada 1984, penduduk dari desa asalnya berkumpul untuk mengantar Deng. Deng sangat tersentuh dan bertekad untuk bekerja keras demi membuat mereka bangga.

Pelatihan intensif selama bertahun-tahun menjadikan Deng seorang pilot pesawat tempur elite, dan dia terpilih sebagai bagian dari angkatan pertama taikonaut China pada Januari 1998.

Rekan-rekannya meliputi Yang Liwei, penjelajah luar angkasa pertama China; Nie Haisheng, taikonaut yang telah menjelajahi luar angkasa sebanyak tiga kali; dan Zhai Zhigang, taikonaut China pertama yang melakukan spacewalk. Deng adalah satu-satunya taikonaut aktif di antara mereka yang belum pernah menjalankan misi luar angkasa.

Deng mengakui bahwa dirinya sempat merasa kecewa, tetapi dia hanya memiliki sedikit waktu untuk larut dalam emosi negatif. Setelah setiap kekalahan, dia harus segera menyingkirkan pikiran yang mengganggu dan mempersiapkan misi berikutnya dengan sikap positif.
 
   Selain kegigihan, dukungan keluarga adalah hal lain yang membuat Deng tetap bertahan. Saat dia berada jauh dari rumah untuk mengikuti pelatihan, istrinya melakukan semua pekerjaan rumah dan tidak pernah mengeluh


"Usahamu sangat berharga. Saya bangga padamu, dan kau telah memberi contoh bagi putri kita," kata istri Deng, Man Yanhong, kepadanya.

Putri mereka, Deng Manqi, sangat ingin melihat ayahnya terbang ke luar angkasa sejak dia masih kecil. Pada 2006, dia berkecil hati setelah melihat anak-anak taikonaut Shenzhou-6 di sekolahnya dikelilingi oleh sekelompok jurnalis.

"Saya menangis dan bertanya mengapa ayah tidak bisa terbang ke luar angkasa," kenangnya. "Sekarang setelah saya renungkan, saya merasa seharusnya saya tidak mengatakan kata-kata sembrono yang membuat ayah begitu tertekan."

Deng Manqi mulai memahami ayahnya setelah dia lulus dari universitas dan bergabung dengan program luar angkasa China sebagai staf.

"Ayah saya adalah orang yang paling bekerja keras dan tidak mementingkan diri sendiri yang pernah saya temui," tulis putrinya dalam sepucuk surat kepada Deng.

"Adalah sebuah keistimewaan bagiku untuk dapat bekerja denganmu. Ayahku tersayang, kau akan selalu menjadi pahlawanku".


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022