Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agung Laksono menyesalkan terjadinya tindakan anarkis ribuan massa yang tidak puas dengan hasil Pilkada Kabupaten Tuban, Jatim, Sabtu (29/4). "Sungguh saya menyesalkan kejadian anarkis tersebut, tapi itu sudah terjadi. Saya minta polisi mengusut tuntas, karena kejadian itu pastilah ada yang mendalanginya," katanya saat mengikuti sepeda sehat dalam rangka HUT ke-4 Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Silang Monas Jakarta. Menurut Agung, yang juga Wakil Ketua Umum DPP Golkar, dalam proses Pilkada semua pihak harus menghormati hasil yang ada. Semua pihak harus siap untuk menang maupun kalah. Memang, lanjutnya, jika dalam proses Pilkada dinilai terjadi kecurangan, maka bisa melakukan protes. "Tapi tidak bisa dengan membakar dan merusak," katanya. Oleh karena itu, Agung meminta aparat kepolisian agar bisa mengusut tuntas kejadian tersebut. Dalam pandangan Agung, kejadian itu pastilah ada yang mendalanginya. Dalang inilah yang harus ditemukan oleh polisi. Agung juga setuju saja jika penetapan pemenang bisa ditangguhkan terlebih dahulu guna meredakan keadaan dan melakukan penyelesaian. Namun ketika ditanyakan apakah perlu dilakukan Pilkada ulang, Agung tidak sependapat. "Tidak perlu ada Pilkada ulang. Selama proses Pilkada telah berlangsung baik, dan dapat dipertanggungjawabkan," katanya. Pilkada di Kabupaten Tuban hanya diikuti dua pasangan Bupati-Wakil Bupati untuk periode 2006-2011, yaitu Haeny Relawati - Ilik Soehardjono (HELI) yang kini masih menjabat Bupati serta pasangan Noor Nahar Hussein-Go Tjong Ping (NOGO). Pasangan HELI dicalonkan oleh Partai Golkar dan didukung parpol "kecil" lainnya, sedangkan pasangan NOGO dicalonkan dua partai PKB dan PDI-P. Saat Pemilu 2004, Golkar di Tuban meraih 14 kursi dan PDI-P serta PKB masing-masing 10 kursi dari 45 kursi di DPRD setempat. Namun, pasangan HELI mendapat dukungan dari Parpol lainnya yang hanya meraih 1 sampai 5 kursi di DPRD pada Pemilu lalu, seperti PPP dan PAN. Sehingga bila dilihat perolehan kursi dan suara parpol pendukung pasangan HELI memperoleh 320.388 (37,85 persen) suara pada Pemilu 2004, sedangkan pasangan NOGO meraih 295.760 suara (34,94 persen). Aksi anarkis ribuan massa yang tidak puas dengan hasil Pilkada Kabupaten Tuban, Jatim, Sabtu (29/4), yang membakar kantor KPU dan Pendopo Pemkab setempat, berlanjut dengan merusak dan membakar beberapa properti milik pribadi Bupati Haeny Relawati RM dan keluarganya. Sementara warga sekitarnya, tampak hanya menonton aksi anarkis tersebut, layaknya pawai karnaval. Sebelumnya aksi berawal dari perusakan dan pembakaran kantor KPU Tuban. Aksi itu dipicu penolakan pihak KPU untuk memberikan data daftar pemilih Pilkada yang sebelumnya banyak diragukan, karena selalu berubah-ubah. Hasil perhitungan suara Berdasarkan penghitungan sementara hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Tuban, pasangan Haeny Relawati-Lilik Soehardjono menang tipis, unggul 3,5 persen dari pasangan Noor Nahar Hessein-Go Tjong Ping. Dari penghitungan sementara yang dilakukan KPU Tuban, yang telah merampungkan penghimpunan suara dari 1.708 TPS yang tersebar di 20 kecamatan, Jumat sore (28/4), pasangan incumbent yang merupakan jago Partai Golkar tersebut memperoleh 327.943 suara (51,75 %). Meski unggul tipis, sekitar 3,5 persen dari perolehan suara pasangan Noor Nahar Hussein-Go Tjong Ping, calon dari PKB dan PDI-P, yang sementara mengumpulkan 305.824 suara (48,25 %), namun banyak pihak yang memastikan Haeny yang juga Bupati Tuban itu, akan memenangi Pilkada. KPU Tuban belum berani mendeklarasikan kemenangan pasangan Haeny-Lilik, untuk menduduki jabatan Bupati-Wakil Bupati Tuban periode 2006-2011, karena harus menunggu proses penghitungan manual secara formal. Hasil penghitungan suara di KPU Tuban ini, tidak jauh berbeda dengan rekapitulasi yang dilakukan Pemkab Tuban, yakni pasangan Haeny-Lilik memperoleh 327.848 suara (51,82 %), sedangkan satu-satunya pasangan pesaingnya, meraih 305.042 suara (48,18 %). (*)

Copyright © ANTARA 2006