Kuwait City (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah akan segera menata ulang atau mereformasi program pengiriman TKI ke luar negeri, karena belum tentu negara yang menerima para TKI melakukan kesalahan, sehingga para TKI tidak sepenuhnya menerima hak-hak mereka.
"Kita akan melakukan reformasi terhadap pengiriman para tenaga kerja kita," kata Yudhoyono dalam pertemuan dengan para wakil masyarakat Indonesia di Kuwait yang berlangsung di Kompleks Istana Emir Kuwait, Minggu pagi.
Presiden yang didampingi Ny Ani Yudhoyono serta Kuasa Usaha Ad Interim di KBRI Kuwait, Sudirman Haseng, mengatakan "Salah kalau para TKI berangkat dan kemudian sampai di luar negeri, tetapi tidak mendapat perlakuan yang baik, karena tidak jelas kontraknya."
Di Kuwait terdapat 50 ribu TKI yang sekitar 1.100 di antaranya adalah lelaki.
Dengan melakukan reformasi Presiden mengharapkan seluruh pihak terkait akan mengikuti peraturan yang dibuat itu, seperti perusahaan pengerah jasa tenaga kerja serta TKI yang bersangkutan.
Pemerintah daerah tidak boleh apatis, kata Presiden. Jika reformasi itu telah dilakukan, maka diharapkan jumlah kasus yang menyangkut tenaga kerja Indonesia akan berkurang.
Presiden menyebutkan pula, para TKI harus melaporkan diri kepada KBRI setempat segera setelah tiba di negara yang bersangkutan.
Sementara itu, jumlah petugas Depnakertrans di negara-negara yang banyak TKI-nya akan ditambah, ujarnya.
Presiden juga menambahkan masalah TKI telah dibicarakan dengan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah.
"Emir ingin melakukan langkah-langkah yang tepat bagi perlindungan dan pemberian hak-hak TKI kita," kata Presiden, ketika mengutip pernyataan Emir Kuwait saat mereka bertemu Sabtu malam lalu.
Pada Sabtu sore, Ny Ani Yudhoyono mengunjungi KBRI di Kuwait untuk mengadakan pertemuan dengan para TKW bermasalah. Pertemuan itu diikuti 133 TKW.
Pada umumnya mereka mendapatkan masalah karena tidak digaji oleh majikannya atau dianiaya oleh agen mereka.
Dalam dialog dengan Ny Ani, mereka pada umumnya menyatakan diri ingin pulang saja ke tanah air. (*)
Copyright © ANTARA 2006