Gelombang baru ini mengingatkan kita bahwa virus itu belum hilang sepenuhnya
Paris (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Prancis Elisabeth Borne pada Selasa (29/11) memperingatkan tentang peningkatan kembali jumlah kasus COVID-19 di Prancis dengan terdeteksinya lebih dari 40.000 kasus baru di negara itu per harinya.

Berbicara di hadapan Majelis Nasional Prancis, Borne menyatakan keprihatinan atas rendahnya tingkat vaksinasi dosis penguat (booster) di kalangan warga yang dianggap berisiko tinggi tertular virus itu, seraya memperingatkan bahwa COVID-19 "masih bisa membunuh."

Hanya 10 persen warga pada kategori berisiko tinggi yang telah menerima suntikan booster, papar sang PM.

"Epidemi COVID mulai merebak kembali," kata Borne kepada para anggota parlemen Prancis, dengan peningkatan angka rawat inap tercatat hampir 10 persen dalam satu pekan, peningkatan angka rawat inap di unit perawatan kritis sebesar 22 persen, dan 400 kematian akibat COVID-19 pada pekan lalu
 
   "Epidemi COVID mulai merebak kembali," kata Borne kepada para anggota parlemen Prancis, dengan peningkatan angka rawat inap tercatat hampir 10 persen dalam satu pekan, peningkatan angka rawat inap di unit perawatan kritis sebesar 22 persen, dan 400 kematian akibat COVID-19 pada pekan lalu


Borne menambahkan, "Gelombang baru ini mengingatkan kita bahwa virus itu belum hilang sepenuhnya".

PM wanita pertama Prancis tersebut juga memperingatkan bahwa sistem rumah sakit di negara itu akan menghadapi "tekanan tambahan" akibat peningkatan kembali jumlah kasus COVID-19 di tengah epidemi flu, dan epidemi bronkiolitis (radang pernapasan) terburuk di Prancis dalam 10 tahun terakhir.

Borne menyerukan penerapan kembali langkah-langkah pencegahan tertentu, termasuk pemakaian masker di sekitar warga rentan dan di area-area ramai. 
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022