Kami merespons Merdeka Belajar Episode 22 dengan menyiapkan guru khusus skolastik
Makassar (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan menyiapkan guru skolastik sebagai respons atas penerapan program Merdeka Belajar Episode 22 yang diluncurkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi  (Kemendikbudristek).

Kepala Disdik Sulsel Setiawan Aswad di Makassar, Minggu, mengatakan kehadiran guru skolastik diharapkan semakin meningkatkan kemampuan penalaran siswa sehingga lebih siap saat menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

"Kami merespons Merdeka Belajar Episode 22 dengan menyiapkan guru khusus skolastik. Kami mendorong mereka terus meningkatkan pembelajaran skolastik," ujarnya.

Ia menjelaskan guru skolastik ini juga sudah dilibatkan dalam Program Smart School berupa sistem pembelajaran hibrida di sekolah menengah atas (SMA) di daerah itu.

Baca juga: Nadiem: Tunjangan dan bantuan pendidikan dapat anggaran terbesar 2023

Baca juga: Alokasi anggaran Kemendikbudristek pada 2023 capai Rp80,22 triliun


Menurut dia, ada delapan guru skolastik yang rutin memberikan pembelajaran hibrida atau gabungan pembelajaran via daring dan luring. Khusus luring, guru mengajar melalui video langsung dari studio dan dilanjutkan guru di sekolah masing-masing secara tatap muka.

"Guru skolastik itu fokus belajar empat aspek. Setiap aspek pembelajaran itu diisi dua guru skolastik yang mengajar dari studio sehingga total yang memberikan pelajaran melalui dunia maya sebanyak delapan," ujarnya.

Sebelumnya Kemendikbudristek melakukan terobosan dalam dunia pendidikan demi menyelaraskan antara proses pembelajaran pendidikan menengah dan kualitas pendidikan perguruan tinggi melalui Merdeka Belajar episode 22.

Mendikbudristek Nadiem A. Makariem mengatakan untuk bisa melompat ke masa depan dan mengejar semua ketertinggalan, perlu pendidikan yang adil, inklusif dan holistik. Tujuan dari Merdeka Belajar episode 22 ini adalah untuk memastikan bahwa pendidikan sebelum dan input ke dalam perguruan tinggi harus terintegrasi.

Menteri Nadiem melanjutkan, Kemendikbudristek ingin transformasi seleksi masuk PTN ini menyempurnakan semua mekanisme yang ada, diantara prinsip perubahan seperti mendorong pembelajaran yang menyeluruh dan berfokus pada penalaran, meminimalisir diskriminasi terhadap anak-anak yang berbeda dari sosial ekonomi, dan lebih terintegrasi.

Baca juga: Kemdikbudristek: Seleksi Masuk PTN jembatan pendidikan menengah-tinggi

Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan sistem seleksi masuk PTN 2023


Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022