Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menempa Industri Kecil Menengah (IKM) di Solo Raya, khususnya sektor aneka, kimia, sandang, dan kerajinan, agar semakin terampil menggunakan teknologi digital untuk memperluas akses pemasaran melalui lokapasar (marketplace) dalam program e-Smart IKM.

“Kami menyadari bahwa para pelaku IKM masih menghadapi beberapa kendala dalam pemasaran digital, padahal transformasi digital dari jual beli produk dan jasa dari transaksi konvensional ke transaksi online akan semakin marak di Indonesia," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Hal itu, lanjutnya, menuntut perubahan bagi pelaku IKM untuk masuk ke saluran pemasaran digital dan mengembangkan keahlian agar sukses berjualan secara digital. Untuk itu Kemenperin aktif menggelar lokakarya peningkatan kemampuan pemasaran digital bagi IKM di berbagai wilayah Indonesia, antara lain melalui lokakarya Peningkatan Kemampuan Pemasaran Digital Bagi IKM di Solo Raya pada 29-30 November 2022.

“Lokakarya ini disambut baik, dengan dihadiri lebih dari 150 IKM di sektor industri aneka, kimia, sandang dan kerajinan di Solo Raya,” ujar Reni.

Baca juga: Kemenperin sebut 22.515 IKM masuk literasi digital

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Ditjen IKMA Ni Nyoman Ambareny mengungkapkan saat ini pelaku IKM perlu memiliki kemampuan memotret produk yang baik dan mengunggah di e-commerce maupun media sosial.

“Selain itu pengoptimalan penggunaan fitur e-commerce dan informasi tentang pemanfaatan teknologi finansial atau fintech untuk mempermudah proses pembayaran. Keterampilan ini yang juga penting dan harus dikuasai pelaku IKM," tuturnya.

Apalagi, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat lebih dari 210 juta pengguna internet di Indonesia pada 2021-2022.

“Penetrasi penggunaan internet ini diharapkan juga menjadi peluang dan dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan perluasan akses pasar seperti jual beli online,” ujar Ambareny.

Baca juga: Kemenperin percepat transformasi digital IKM lewat Startup4Industry

Selain itu transformasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli daring akan semakin marak di Indonesia, tidak hanya untuk produk berupa barang namun juga jasa.

“Hal ini tidak hanya menuntut perubahan bagi pelaku IKM untuk memasuki saluran pemasaran digital, namun juga mengembangkan skill agar sukses berjualan secara digital,” imbuhnya.

Ambareny menyatakan masih banyak usaha kecil menengah yang mengandalkan pembayaran secara tunai dari konsumen, sedangkan transaksi di e-commerce atau platform digital lain umumnya menggunakan pembayaran non-tunai.

“Sehingga perlu adanya upaya untuk mengakselerasi penggunaan pembayaran digital bagi IKM agar bisa melayani konsumen yang lebih luas setelah on boarding di platform digital,” ungkapnya.

Baca juga: Luhut minta semua serius kawal target 30 juta UMKM onboarding 2024
Baca juga: Kemenperin "jodohkan" BUMN dengan IKM elektronik dan telekomunikasi


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022