Prioritas kami adalah mempertahankan pekerjaan dengan efisiensi hanya sebagai pilihan terakhir.
Singapura (ANTARA) - Presiden Singapura Halimah Yacob mengatakan kerja sama tripartit antara pemerintah, serikat pekerja, dan pengusaha adalah kunci pemulihan pasar tenaga kerja di Singapura dari dampak pandemi COVID-19.

“Tingkat kepercayaan yang tinggi di antara para mitra tripartit, yang dibangun selama bertahun-tahun, telah membantu kami dengan baik tidak hanya selama pandemi COVID-19, tetapi juga ketika kami menghadapi krisis di masa lalu,” kata Halimah ketika menyampaikan pidato pembukaan Pertemuan Regional ke-17 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Asia Pasifik di Singapura, Selasa.

Dia menyebut bahwa dialog yang dilakukan di antara mitra tripartit berperan penting dalam membantu pemerintah Singapura mengarahkan dukungan keuangan secara tepat sasaran, dengan memperluas Jobs Support Scheme.

Skema itu diperkirakan telah membantu menyelamatkan atau menciptakan 165.000 pekerjaan, setara dengan 7 penduduk yang bekerja, rata-rata selama tahun 2020 dan 2021. Akibatnya, tingkat pengangguran tetap rendah.

Baca juga: ILO catat "penurunan mencolok" dalam upah riil di seluruh dunia

Selain itu, para mitra tripartit mengoordinasikan pekerjaan dan peluang pelatihan melalui paket Pekerjaan dan Keterampilan SGUnited, yang membantu warga Singapura untuk mengakses pekerjaan dengan cepat dan mempelajari keterampilan baru untuk tetap bekerja.

“Prioritas kami adalah mempertahankan pekerjaan dengan efisiensi hanya sebagai pilihan terakhir. Para mitra tripartit mengeluarkan pedoman pada awal pandemi untuk membantu pengusaha menerapkan langkah-langkah tersebut,” tutur Halimah.

Tahun ini, Dewan Pengupahan Nasional tripartit mendorong agar upah pekerja berupah rendah tumbuh lebih cepat, meskipun masih ada ketidakpastian ekonomi mengingat mereka paling terpengaruh oleh biaya hidup yang lebih tinggi.

Hal ini juga sejalan dengan komitmen komite tripartit untuk mengejar pertumbuhan inklusif di Singapura.

“Ke depan, tripartisme dan dialog sosial akan tetap menjadi pilar utama kebijakan ekonomi dan sosial kami dan sangat penting dalam membantu kami mengatasi tiga tantangan yang dihadapi ekonomi dan tenaga kerja yakni mengangkat pekerja berupah rendah, meningkatkan laju digitalisasi, dan sifat pekerjaan yang terus berkembang,” kata Halimah.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perlambatan ekonomi dan gangguan tenaga kerja di Singapura. Pada 2020, PDB Singapura turun sebesar 4,1 persen dalam resesi terburuk yang pernah dialami negara itu.

Total lapangan kerja yang turun hampir 200.000 atau 5 persen dari angkatan kerja Singapura pada 2021 jauh melampaui penurunan lapangan kerja selama krisis keuangan global tahun 2008 dan krisis keuangan Asia pada 1997.

“Kami mengambil langkah tegas untuk mengatasi tantangan dan hari ini tingkat pengangguran kami telah pulih ke periode sebelum COVID, sebesar 2,0 persen secara keseluruhan,” tutur Halimah.

Baca juga: ILO Asia Pasifik serukan upaya untuk pastikan pertumbuhan inklusif
Baca juga: Dirjen ILO dorong perlindungan sosial untuk pekerja sektor digital


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022