Anugerah Sastra Andalas ini dibagi ke dalam tiga kategori, yakni karya sastra berbahasa Minangkabau, sastrawan atau budayawan Indonesia dan peneliti atau akademisi internasional
Padang (ANTARA) - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat menggelar Anugerah Sastra Andalas untuk mengapresiasi karya sastera, sastrawan dan budayawan serta peneliti yang menghasilkan karya dan mendedikasikan diri terhadap bahasa daerah Minangkabau.

Dekan FIB Universitas Andalas Prof Herwandi di Padang, Rabu mengatakan Anugerah Sastra Andalas ini dibagi ke dalam tiga kategori, yakni karya sastra berbahasa Minangkabau, sastrawan atau budayawan Indonesia dan peneliti atau akademisi internasional.

Ia menjelaskan anugerah ini bertujuan memperkuat peran FIB Unand dalam dunia kesusasteraan dan kebudayaan baik di tingkat lokal, nasional dan internasional. Selain itu kegiatan ini menjadi usaha mempertahankan keberadaan bahasa daerah yakni bahasa Minangkabau.

"Kita juga ingin mempromosikan kajian-kajian bahasa, sastera, sejarah dan kebudayaan kepada masyarakat luas dan memberikan penghargaan kepada sastrawan, penulis, sejarawan, budayawan, peneliti yang terus menerus mendedikasikan diri di bidangnya," kata dia.

Ia mengatakan Anugerah Sastra Andalas ini merupakan langkah awal yang dilakukan dalam memberikan kiprah di dunia sastra dan budaya.

"Kita akan buat ini secara reguler dan mendorong penulis, sastrawan dan budayawan semakin produktif menghasilkan karya yang nanti juga akan dikaji oleh mahasiswa dan dosen di kampus ini," kata Herwandi.

Ketua Panitia Anugerah Sastra Andalas, Sudarmoko, Ph.D mengatakan untuk kategori sastra bahasa Minangkabau sebelum ditentukan pemenang pihaknya mengumumkan sayembara penulisan berupa cerita pendek berbahasa Minangkabau atau karya tulis lain berupa puisi, novel, esai dan feature yang diperlukan untuk ikut menjaga dan menghidupkan bahasa Minangkabau.

Berdasarkan pembahasan dan penilaian yang telah dilakukan panitia memutuskan nama berikut sebagai penerima Anugerah Sastra Andalas 2022 dalam kategori cerita pendek berbahasa Minangkabau yakni Balada Sandiwara Batangkapeh karya Arif Purnama Putra, Bancah Nan Manguning karya Budi Saputra, Cindaku karya Dini Aprilisyandra, Marantau Cino Malah Kito Karya Idewarni.

Kemudian Pulang Abih karya Ilham Yusardi, Sengketa Tanah Ulayat karya Iswadi Syahrial Nurpin, Sawah Laman Barantauan karya Maya Sandita dan Si Patai : Pandeka Pauah Yang Malawan Balando karya Vicky Kurniawan.

Untuk kategori sastrawan dan budayawan Indonesia diberikan kepada penulis, sastrawan, budayawan yang memiliki capaian estetika yang tinggi atau memiliki kontribusi dan dedikasi pada kesusasteraan dan kebudayaan Sumatera Barat.

Penilaian didasarkan pada karya yang dihasilkan atau dedikasi yang telah diberikan kepada kesusasteraan dan tim penilai memutuskan untuk memberikan kepada Akmal Nasery Basral yang telah menulis 25 buku berbagai genre ; novel, cerpen, puisi dan non fiksi.

Akmal dikenal penulis yang cukup produktif dan peduli terhadap masalah sosial, budaya dan sejarah. Dari karyanya terlihat Akmal menggeluti masalah lokal, nasional dan global.

"Kepedulian terhadap tanah asal Minangkabau tentu menjadi bagian novelnya seperti Dayon dan Sabai serta Setangkai Pena di Tangan Pujangga. Dia juga peduli terhadap sejarah dan budaya," katanya

Kemudian untuk kategori ketiga, penghargaan Sastra Andalas kategori peneliti atau akademisi Internasional dibarikan peneliti atau akdaemisi dari luar negeri yang memberikan kontribusi atau dedikasi pada kesusasteraan dan budaya Sumatera Barat.

Penilaian didasarkan pada karya yang dihasilkan dan panitia penilai memilih Yumi Sugahara di Osaka University Jepang di bidang Filologi.

Ia mengatakan Yumi ini pada 2003 melakukan program penelusuran dan digitalisasi naskah-naskah Minangkabau kerja sama Tokyo University of Foreign Studies dengan Kelompok Kajian Poetika FIB Unand. Kemudian pada 2006 dirinya membersihkan hingga mendigitalisasi naskah koleksi Surau Paseban di Padang, Surau Bitungan Tinggi di Padang Pariaman, Surau Parak Pisang Solok.

Baca juga: Kemendikbudristek gelar Festival Alek Mandeh bahas budaya matrilineal

Baca juga: Jusuf Kalla soroti kemunduran sumber daya manusia orang Minangkabau

 

Setelah itu Surau Gadang dan Surau Pakiah Datuak Tanah Datar serta Surau Tanjung di Pesisir Selatan yang melahirkan Katalogus Manuskrip dan Skriptorium Minangkabau yang diterbitkan Tokyo University of Foreign Studies Japan. Bukun ini merupakan katalog pertama sebagai bukti bahwa di wilayah Minangkabau masih tersimpan ratusan naskah.

Pada 2010 Yumi Sugahara memotori pelatihan konservasi dan preservasi manuskrip Minangkabau untuk dosen Filologi Fakultas Sastra Universitas Andalas dan pustakawan Perpustakaan Daerah Jepang. Lalu pada 2011 Yumi dan tim membuat pelatihan preservasi dan konservasi manuskrip untuk dosen, mahasiswa, pustakawan dan para pewaris naskah di surau-surau.

Kemudian pada 2012 melakukan konservasi dan digitalisasi naskah-naskah kuno koleksi Kerajaan Indopuro di Pesisir Selatan dan 2013 dirinya melakukan konservasi dan digitalisasi naskah-naskah koleksi Rumah Gadang Pernaskahan Nusantara Sumatera Barat dan Masyarakat Penaskahan Nusantara.

Pada 2017 mereka melakukan penelusuran dan digitalisasi naskah-naskah wilayah Darek di Minangkabau dan memotori konservasi dan digitalisasi naskah kuno koleksi Surau Naqsabandiyah di Pasaman dan Pasaman Barat pada 2017 serta konservasi dan digitalisasi manuskrip koleksi Surau Calao Kabupaten Sijunjung.

"Kami memastikan tim penilai merupakan tim ahli dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas agar menghasilkan penilaian yang tepat. Kita memiliki banyak nominasi dan terjadi diskusi berat dalam menentukan peraih anugerah ini. Kita berharap independensi anugerah ini terus dirawat dan dijaga ke depan," demikian Sudarmoko.

Baca juga: FIB Unand luncurkan anugerah kebudayaan pada Dies Natalis ke-40

Baca juga: Pariaman luncurkan buku pelajaran bahasa dan sastra Minangkabau
​​​​​​​

Baca juga: Hijrahfest di Sumbar bakal dongkrak Visit Beautiful West Sumatera 2023

Baca juga: Tourism Malaysia ikuti Minangkabau International Commercial Event


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022