Melalui kerja sama riset dan inovasi kecerdasan artifisial di bidang agroindustri ini, diharapkan dapat meningkatkan sinergi untuk menghasilkan inovasi bidang pertanian dan pangan yang efektif, efisien dan berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Agroindustri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Telkom berkolaborasi melakukan riset terkait pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) untuk pertanian.

"Melalui kerja sama riset dan inovasi kecerdasan artifisial di bidang agroindustri ini, diharapkan dapat meningkatkan sinergi untuk menghasilkan inovasi bidang pertanian dan pangan yang efektif, efisien dan berkelanjutan," kata Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN Mulyana Hadipernata dalam taklimat media yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Penandatangan perjanjian kerja sama mengenai Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial di Bidang Agroindustri tersebut dilakukan oleh Mulyana Hadipernata dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom Ratri Wahyuningtyas.

Berawal dari kesadaran perlunya pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan agroindustri dan sebagai upaya mendukung agroindustri 4.0 serta ketahanan pangan nasional, Pusat Riset Agroindustri melakukan inisiasi kolaborasi riset bersama universitas tersebut.

"Saya berharap kerja sama ini merupakan awal dari kerjasama yang lebih besar nantinya dan semoga kerjasama ini tidak hanya formalitas diatas kertas, tetapi dapat dilaksanakan dan menghasilkan inovasi," kata Mulyana Hadipernata.

Sementara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom Ratri Wahyuningtyas menuturkan kerja sama tersebut merupakan peluang yang baik untuk melakukan kolaborasi riset khususnya pemanfaatan machine learning dalam bidang pertanian dan pangan untuk pengambilan kebijakan terkait pangan.

Universitas itu memiliki tujuh pusat riset, dan salah satunya adalah ekosistem digital dan bisnis. Beberapa kegiatan riset terkait pemanfaatan kecerdasan artifisial untuk bidang pertanian seperti prediksi harga komoditas, data ketersediaan pangan, potensi desa, dan komoditas unggulan.

Ia mengatakan kecerdasan artifisial dapat digunakan untuk mengetahui asal usul makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat termasuk asal negara yang memproduksi makanan dan minuman, lokasi penanaman dan kualitasnya.

Pemanfaatan AI sudah dikombinasikan dengan menggunakan blockchain yang memastikan catatan asal usul produk tidak berubah sampai akhir, demikian  Ratri Wahyuningtyas.


Baca juga: BRIN kembangkan AI untuk koleksi data genomik biodiversitas

Baca juga: Menristek sebut Indonesia harus lakukan lompatan teknologi AI

Baca juga: BRIN kembangkan aplikasi berbasis AI kenali klon teh

Baca juga: BRIN kembangkan penggunaan AI untuk pemantauan SDA dan lingkungan


 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022