Beijing (ANTARA) - China meningkatkan pasokan energi guna memastikan kecukupan listrik, gas, dan pemanas bagi masyarakat dalam menghadapi gelombang dingin serta fluktuasi harga energi global di negara tersebut.

Dalam 11 bulan pertama di tahun 2022, China memproduksi 4,09 miliar ton batu bara, yang merupakan rekor tertinggi dan menandai kenaikan 9,7 persen secara tahunan (yoy), demikian menurut Administrasi Energi Nasional (NEA) China.

Produksi batu bara yang cukup tinggi itu berlanjut hingga Desember, dengan rata-rata produksi harian mencapai lebih dari 12 juta ton pada paruh pertama bulan ini. Menurut NEA, pada 1-15 Desember, persediaan batu bara di sejumlah pembangkit listrik utama di China cukup untuk menopang konsumsi listrik selama 24 hari.

Sementara itu, selama periode Januari-November 2022, produksi minyak mentah China mencapai 188 juta ton atau naik 3 persen (yoy), sementara produksi gas alam mencapai 197,4 miliar meter kubik atau naik 6,4 persen dibandingkan tahun 2021.

Hingga akhir Oktober, total kapasitas terpasang pembangkit listrik China mencapai 2,5 miliar kW atau naik 8,3 persen (yoy). Dari total tersebut, kapasitas produksi pembangkit listrik tenaga air, tenaga angin, fotovoltaik, dan energi terbarukan lainnya mencapai 1,12 miliar kW.

Harga perdagangan spot gas alam cair (LNG) dalam negeri jauh lebih rendah daripada level internasional. Pada 14 Desember, harga perdagangan LNG di Shanghai Petroleum and Gas Exchange mencapai sekitar 5,6 yuan (1 yuan = Rp2.238) per meter kubik, sedangkan harga spot LNG di Asia Timur Laut setara dengan 10,1 yuan per meter kubik.

Otoritas meteorologi China, Minggu (18/12), memperbarui peringatan biru untuk gelombang dingin.

Pusat Meteorologi Nasional China memprediksi hingga Rabu (21/12) pagi waktu setempat, sebagian daerah di China selatan dan tengah akan dilanda cuaca dingin, dengan suhu terendah diperkirakan 5 atau 7 derajat celsius lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah China akan meningkatkan mekanisme penyaluran energi darurat yang komprehensif dan komplementer untuk batu bara, gas alam, dan listrik, serta menyempurnakan skema penyaluran energi guna menghadapi puncak konsumsi energi, demikian menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China.

Berbagai upaya akan ditingkatkan untuk mengatur penandatanganan dan implementasi kontrak jangka menengah dan panjang untuk energi listrik dan batu bara. Pemerintah juga memanfaatkan potensi pembangkit listrik tenaga nuklir, tenaga angin, dan tenaga surya, serta memanfaatkan jalur-jalur transmisi lintas regional.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022