Jenewa (ANTARA) - Ketua Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala pada Senin (19/12/2022) mengecam negara-negara yang gagal membuat kemajuan dalam negosiasi karena pertikaian tentang siapa yang harus memimpin mereka.

WTO memecahkan kekeringan pembuatan kesepakatan multi-tahun pada Juni dengan meraih serangkaian kesepakatan pada konferensi perdagangan besar di Jenewa bulan itu, termasuk kesepakatan perikanan. Namun sejak itu, hanya sedikit yang terjadi karena kebuntuan tentang siapa yang harus memimpin pembicaraan perikanan dan pertanian, kata para delegasi.

Keputusan itu penting karena aspek kunci dari kesepakatan perikanan, yang bertujuan untuk memotong subsidi miliaran dolar AS yang mengosongkan lautan kehidupan laut, masih belum terselesaikan.
Baca juga: Bahlil tegaskan hilirisasi jalan terus meski diintervensi WTO

"Enam bulan tidak bernegosiasi tidak dapat diterima," Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan kepada negara-negara dalam pertemuan tertutup Dewan Umum pada Senin (19/12/2022), menurut pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara badan tersebut.

Dia mengacu pada periode waktu dari paket Juni hingga saat ini yang meliputi liburan musim panas dan bulan-bulan sejak kepergian ketua sebelumnya. Okonjo-Iweala mengincar kesepakatan lebih lanjut pada pertemuan tingkat menteri berikutnya di Uni Emirat Arab pada Februari 2024.
Baca juga: Muhaimin nilai Indonesia perlu bentuk aliansi berbasis komoditas

Para delegasi mengatakan kepada Reuters bahwa proposal diajukan kepada duta besar Turki dan Norwegia untuk memimpin negosiasi pertanian dan perikanan tetapi pilihan ini ditolak oleh India dan Pakistan.

Juru bicara WTO Dan Pruzin mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak pernah mudah" untuk memilih ketua negosiasi tetapi mengatakan kasus ini terbukti "sangat sulit", tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kebuntuan terjadi pada saat 164 anggota WTO juga tidak dapat menyepakati apakah akan memperpanjang pengabaian kekayaan intelektual sementara untuk vaksin COVID-19 menjadi obat-obatan.

Baca juga: IMF dan WTO ingatkan dampak negatif deglobalisasi pada ekonomi global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022