Ambil ide, daya imajinasi, semangat juang dan konsistensi dari pendiri bangsa tersebut.
Jakarta (ANTARA) -
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan banyak keteladanan Bung Karno dan Bung Hatta yang bisa dipelajari dari buku "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" yang ditulis oleh sejumlah rektor universitas.
 
Hasto mengatakan hal itu saat menghadiri acara bedah buku yang dilaksanakan secara hybrid, di Universitas Terbuka Convention Center, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu.
 
Sebagai pembahas dalam bedah buku adalah Bonnie Triyana (sejarawan) dan Dr Karjono (Wakil Ketua BPIP).
 
Menurut dia, keteladanan Proklamator RI itu bisa menjadi jalan kepemimpinan bagi mahasiswa yang sedang menggembleng dirinya untuk menjadi calon pemimpin.
 
"Ambil ide, daya imajinasi, semangat juang dan konsistensi dari pendiri bangsa tersebut, termasuk bagaimana menghadirkan pemimpin negarawan yang berkarakter," kata Hasto dalam siaran persnya.
 
Dia berpendapat bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta sangat penting.
 
"Sebab Bung Karno dan Bung Hatta meretas jalan kemerdekaan melalui kepemimpinan intelektual tentang ide, gagasan kemerdekaan Indonesia dan kemudian membumikan dalam gerakan melalui organisasi yang membangun kesadaran rakyat," katanya pula.
 
Buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta ditulis oleh Fatah Sulaiman dkk. Editor buku setebal 224 halaman itu, antara lain Ojat Darojat, Fatah Sulaiman, Nurhasan, Fathur Rokhman, Ganefri, dan Miftahil Ilmi.
 
Sedangkan penulisnya adalah para rektor yang tergabung dalam Asosiasi Rektor Merah Putih. Buku itu diterbitkan oleh Universitas Terbuka.
 
Dalam prolog buku itu, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menuliskan mengenai Pancasila hingga soal sejarah perjuangan Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional bagi dunia.
 
"Sumbangan Indonesia terhadap peradaban dunia nampak dalam peran aktif Indonesia di dalam mendorong kemerdekaan negara Maroko, Tunísia, Aljazair, Sudan, Pakistan, dan lainnya. Kesemuanya sangat membanggakan, dan hal tersebut terjadi justru ketika Indonesia masih dalam kondisi yang serba terbatas," tulis Megawati.
 
Kritik atas situasional saat ini, dengan kondisi yang tentunya lebih baik, seharusnya kepemimpinan Indonesia bagi dunia semakin besar.
 
"Namun mengapa yang terjadi justru sebaliknya. Mentalitas bangsa pejuang nampak meredup; nasionalisme bangsa semakin meluntur; keyakinan untuk berani berdaulat dan berani berdiri di atas kaki sendiri juga tereduksi."
 
“Dalam upaya ini, mentalitas kepemimpinan harus dibangkitkan; mentalitas rendah diri dan tunduk pada dominasi negara asing harus diganti dengan mentalitas yang berani meletakkan nasib bangsa di tangan kita sendiri atau berdikari. Untuk itulah saya menyerukan kepada para pemuda, para mahasiswa, dan seluruh generasi muda Indonesia, agar segera keluar dari zona hidup yang sekadar datar-datar saja; atau zona hidup tanpa mimpi setinggi langit," tulis Megawati pula.
 
Megawati dalam buku itu mengaku sering sedih ketika para mahasiswa tidak memiliki semangat juang yang tinggi.
 
"Karena itulah bangkitkan semangat juangmu!!! Jadikan perguruan tinggi sebagai pusat kemajuan bangsa!! Perguruan tinggi harus terdepan di dalam riset dan inovasi. Riset dan inovasi yang saya maksudkan di sini adalah untuk kemajuan negeri. Riset dan inovasi harus membumi dan diterapkan bagi kemajuan rakyat agar Indonesia benar-benar berdikari," tegas Megawati dalam tulisannya.
Baca juga: Puan ajak pemuda terapkan ajaran Bung Karno bangun Indonesia berdaulat
Baca juga: Sekjen PDIP paparkan pemikiran geopolitik Bung Karno di Unair

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022