Jangan hanya mengeluh harga cabai mahal padahal kan bisa menanam sendiri
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami cabai guna memperkuat daya tahan di tengah ancaman krisis pangan di masa depan.

Dalam siaran pers Kantor Staf Presiden (KSP) yang diterima di Jakarta, Kamis, Moeldoko mengatakan pihaknya telah memulai pelatihan pertanian dan membagikan benih cabai bagi keluarga yang tinggal di sepanjang aliran sungai Ciliwung di Jakarta.

Pelatihan untuk memperkuat kemandirian pangan itu melibatkan anggota dari Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

"Untuk tahap pertama, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan bantu menyiapkan sekitar 500 ribu bibit cabai, namun saya sendiri akan menargetkan 1 juta bibit," kata Moeldoko saat membuka Pelatihan Pertanian dan Perikanan di Graha Wisata Buperta Cibubur, Jakarta.

Selain itu, lanjutnya, di tahap pertama juga akan ada pelatihan bagi anak-anak Pramuka tentang proses pembibitan, pengelolaan tanah, dan pupuk; sehingga mereka bisa membantu masyarakat.

Baca juga: Moeldoko: Petani harus rambah hilir pertanian agar lebih sejahtera

HKTI dan Kwarnas Pramuka juga bekerjasama dengan Komunitas Pecinta Ciliwung, terutama di kawasan Depok. Penanaman bibit cabai tidak akan dilakukan di bantaran sungai, katanya, tetapi di lahan pekarangan rumah warga.

Moeldoko berharap inisiasi baik yang diawali dari kawasan sekitar Ibu Kota itu akan merambah ke masyarakat perkotaan di daerah lain.

"Saya harapkan nanti dari sini ibu-ibu bisa menyebarkan virus kebaikan kepada masyarakat lainnya. Jangan hanya mengeluh harga cabai mahal padahal kan bisa menanam sendiri," katanya.

Dengan menanam secara mandiri, menurut dia, maka masyarakat akan mampu mengantisipasi kenaikan harga cabai menjelang Idul Fitri 2023 dan mengurangi pengeluaran sehari-hari.

Baca juga: KSP: Perlu sosialisasi pangan alternatif kurangi ketergantungan beras

"Kalau kita mendistribusikan benih sekarang, sekitar tiga bulan lagi cabai sudah bisa dipanen. Nantinya, pengeluaran untuk dapur akan berkurang. Secara makro, kita bisa menjaga agar tidak terjadi inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan dengan baik," jelasnya.

Dia mengatakan keterlibatan pemuda dan pemudi Kwarnas Pramuka merupakan kolaborasi yang besar. Mereka nantinya akan diterjunkan untuk melakukan pembimbingan dan pemeriksaan proses tanam cabai masyarakat setiap dua pekan sekali.

"Anak-anak muda butuh latihan kepemimpinan, pengetahuan manajerial, dan segala bentuk kegiatan yang bersifat teknis. Mereka adalah calon pemimpin, jadi mereka harus memahami persoalan rakyatnya, memahami persoalan bangsanya. Dari hal-hal kecil seperti ini, secara agregat, mereka bisa jadi pemimpin yang bijak," ujar Moeldoko.

Baca juga: Kepala Staf Kepresidenan ajak petani terus berinovasi

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022