Washington (ANTARA) - Amerika Serikat siap membantu China mengatasi gelombang infeksi virus corona yang terus meningkat yang berpotensi memunculkan lagi varian COVID-19 di seluruh dunia, kata Menteri luar Negeri Antony Blinken, Kamis (22/12).

"Kami ingin melihat China mengendalikan wabah ini," kata Blinken kepada awak media di Departemen Luar Negeri. "Kapanpun virus menyebar atau berpindah-pindah, ada kemungkinan varian baru (virus) berkembang, bahkan menyebar lagi."

Blinken mengatakan AS memiliki "kepentingan yang jelas" di Beijing, termasuk kepentingan ekonomi, dan siap menyediakan China bantuan kesehatan apa pun yang mereka butuhkan. Namun, Beijing belum meminta bantuan apa pun, katanya.

"Seperti yang Anda ketahui bahwa kami adalah donor vaksin terbesar, kami siap untuk terus mendukung orang-orang di seluruh dunia, termasuk di China, dengan ini dan dengan dukungan kesehatan COVID-19 lainnya."

"China tidak disuruh untuk meminta bantuan itu," katanya. "Tetapi sekali lagi, kami sepenuhnya siap memberikan bantuan kepada siapa pun yang meminta, jika menurut mereka bermanfaat."

China mengalami lonjakan drastis kasus COVID-19 ketika pihaknya langsung menyudahi kebijakan "nol COVID-19", yang kerap menghentikan ekonomi negara karena pembatasan ketat terhadap mobilitas masyarakat.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu mengaku "sangat prihatin" dengan "situasi yang berkembang di China, dengan meningkatnya laporan penyakit parah."

"Guna melakukan penilaian risiko komprehensif tentang situasi di lapangan, WHO membutuhkan informasi lebih rinci mengenai tingkat keparahan penyakit, rawat inap, dan keperluan pendukung ICU," katanya, merujuk pada unit layanan intensif.

"WHO mendukung China untuk berfokus pada upayanya memvaksinasi orang-orang yang paling berisiko di seluruh negeri dan kami terus memberikan dukungan untuk pelayanan klinis dan melindungi sistem kesehatan mereka," katanya.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Meksiko beralih ke China setelah Biden kesampingkan pembagian vaksin
Baca juga: China hadapi kemungkinan munculnya subvarian baru Omicron
Baca juga: AS kecewa China tolak penyelidikan asal usul COVID-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022