Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) meminta kepada setiap tokoh maupun penyuluh agama Islam untuk menjadikan Al Quran sebagai rujukan serta landasan bagi setiap materi yang disampaikan melalui khotbah pada umat dalam penyuluhan stunting.

“Tentu tema khotbah dan ceramah yang disampaikan oleh penyuluh agama terkait dengan penurunan stunting rujukannya adalah pada Al Quran, As-sunnah, dan pendapat para ulama,” kata Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi dalam Sosialisasi Bagi Para Penyuluh Agama dalam Percepatan Penurunan Stunting yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Ahmad menuturkan bahwa program percepatan penurunan stunting merupakan program mulia bagi kehidupan Bangsa Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera, sehingga memerlukan dukungan dari seluruh pihak tanpa memandang latar belakang, agama maupun budaya.

Berkaitan dengan dukungan tersebut, Kemenag mengaku memiliki andil dalam percepatan penurunan stunting melalui digerakannya sumber daya penyuluh yang ada lebih dari 52 ribu orang dan saat ini tersebar di setiap kantor urusan agama.

Baca juga: BKKBN-Kemenag luncurkan pendampingan pranikah untuk cegah stunting

“Lebih dari 52 ribu penyuluh yang tersebar di setiap kantor urusan agama. Dalam catatan kita sekurang-kurangnya pada setiap kecamatan, kita memiliki delapan sumber daya penyuluh agama yang menjadi tenaga luar biasa dalam rangka kampanye penuntasan stunting,” kata dia.

Dengan demikian, penyuluhan terkait stunting yang berlandaskan oleh kitab suci dirasakan akan memotivasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat utamanya bagi Muslim ke arah yang lebih baik, sekaligus menyiapkan generasi masa depan.

Ahmad meminta dalam melakukan penyuluhan, para penyuluh dapat menjalin kerja sama dengan ormas keagamaan, ormas Islam maupun lembaga dakwah yang dekat dengan kelompok sasaran pengentasan stunting.

Sinergitas juga harus dibangun bersama dengan penyuluh kesehatan yang ada di puskesmas, untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi bagi ibu dan baduta dalam perspektif agama kepada masyarakat.

Baca juga: Kemenag nilai khutbah di masjid efektif sebarkan edukasi stunting

Menurut dia, penting pula membangun kerja sama dengan lembaga filantropi Islam ataupun lembaga amil zakat seperti Baznas dalam rangka menurunkan angka stunting, lewat pencanangan program santunan makanan bergizi pada masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 2-5 tahun.

Ahmad mengatakan program penurunan stunting akan berhasil jika dijalankan secara sistematis dan kolaboratif.

“Insya Allah seberat apapun beban yang kita pikul akan ringan karena kita melaksanakannya dengan berjamaah, dengan kolaborasi, dengan kebersamaan semacam ini,” ujarnya.

Ahmad mengatakan bahwa Direktorat Penerangan Agama Islam saat ini sudah mendapatkan bahan-bahan terkait stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang bisa dibagikan pada penyuluh agar lebih fasih dan memahami penyebab serta langkah pencegahan stunting.

Baca juga: Kemenag tegaskan pasangan catin harus terima informasi soal stunting

“Insya Allah dalam waktu dekat kita dengan kantor Setwapres akan menyiapkan bagaimana kurikulum terkait dengan penuntasan isu stunting ini. Mudah-mudahan dengan berbagai macam strategi ini, dengan semangat kolaborasi ini, maka kampanye pengentasan stunting bisa kita lakukan dan berhasil dengan baik,” katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022