Sydney (ANTARA) - Australia tidak mengubah aturan COVID-19 terkait pelancong dari China yang masuk ke negara itu meskipun sejumlah negara melakukannya, demikian menurut Perdana Menteri Anthony Albanese, Kamis.

Dia mengatakan pemerintahnya akan mengikuti saran dari para pakar kesehatan.

"Tidak ada perubahan dalam panduan perjalanan pada saat ini, tetapi kami terus memantau situasinya, karena kami terus memonitor dampak COVID di Australia juga di seluruh dunia," kata Albanese kepada media penyiaran ABC.

Sejak China melonggarkan aturan ketat untuk menghentikan penyebaran virus corona, negara itu telah mengalami lonjakan kasus yang membuat rumah-rumah sakit kewalahan.

Kondisi itu juga telah mendorong sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, India dan Jepang, untuk membatasi pelancong dari China daratan.

Australia dan China baru-baru ini melanjutkan dialog diplomatik setelah hubungan mereka terganggu akibat kritik Australia terhadap penanganan COVID-19 di China.

Pada 2020, China menjatuhkan sanksi perdagangan kepada sejumlah ekspor utama Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong belum lama ini mengunjungi China dan kunjungan tersebut menjadi lawatan pertama menteri Australia ke Negeri Tirai Bambu itu sejak 2019.

Sementara itu Menteri Perdagangan Australia Don Farrell berencana mengunjungi China pada awal 2023, menurut media Australia, Kamis.

Albanese, saat ditanya apakah akan mengikuti jejak dua menterinya, mengatakan bahwa dia telah melakukan pertemuan yang "sangat positif" dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Indonesia pada November.

"Belum ada rencana (kunjungan ke China) pada saat ini," kata dia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Xi Jinping sebut hubungan China dan Australia dorong perdamaian dunia
Baca juga: Albanese: 50 tahun hubungan Australia-China beri manfaat signifikan
Baca juga: China, Australia sepakat pertahankan dialog tingkat tinggi

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022