Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menurunkan emisi pencemaran lingkungan.

Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan target penurunan emisi dalam Enhance Nationally Determined Contributions menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri, dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

"Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai target tersebut. Dukungan multipihak dan multisektor dalam paradigma kolaborasi dan kerja sama, termasuk dari dunia usaha, sangat diperlukan untuk memenuhi target yang telah kita tetapkan," kata Wapres Ma'ruf saat penyerahan penghargaan Proper tahun 2022 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis.

Baca juga: Wapres: perusahaan harus makin banyak jadi agen perubahan lingkungan

Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) merupakan program pemerintah untuk penilaian terhadap kinerja perusahaan atas upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan.

"Partisipasi aktif dunia usaha dalam aksi-aksi nyata mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan sangat dinantikan," ungkap Wapres.

Peningkatan target tersebut, didasarkan pada beragam kebijakan nasional terkait perubahan iklim, seperti penerapan pajak karbon, upaya mencapai FOLU (Forest and Other Uses) Net Sink 2030, yaitu langkah yang dibangun dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan lahan, mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik serta inisiasi program biodiesel B40.

"Perusahaan yang mengikuti Proper, baik jumlah maupun peringkatnya semakin meningkat. Artinya, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup," tambah Wapres.

Wapres berharap perusahaan level "Hijau" dan "Emas" persentasenya akan lebih banyak lagi.

Baca juga: Indonesia mantapkan langkah untuk mencapai FoLU Net Sink pada 2022

Dalam acara disampaikan dari 3.200 unit entitas perusahaan yang dinilai, 51 perusahaan mendapatkan kategori "Emas", 170 perusahaan mendapat kategori "Hijau", 2.031 perusahaan mendapatkan kategori "Biru", 887 perusahaan mendapatkan kategori "Merah", dua perusahaan mendapat kategori "Hitam", dan 59 tidak diumumkan, karena dalam proses penegakan hukum dan tidak beroperasi.

"Bagi perusahaan yang masih berada di level 'Hitam' dan 'Merah', saya yakin akan dapat mengejar ketertinggalan dengan merujuk pada praktik-praktik terbaik untuk memenuhi standar lingkungan," kata Wapres.

Selain itu, terjadi penghematan untuk upaya efisiensi pengelolaan lingkungan yang mencapai Rp126 triliun atau naik 23 persen dari tahun 2021, termasuk digulirkannya dana sebesar Rp1,89 triliun untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

"Saya berharap upaya pemberdayaan masyarakat yang bapak/ibu lakukan merupakan program berkesinambungan, sehingga dana-dana yang digulirkan akan terus mendorong tumbuhnya wirausaha dan mendukung masyarakat semakin berdaya," tambah Wapres.

Wapres juga mengucapkan selamat kepada perusahaan-perusahaan penerima Anugerah Proper, terutama peringkat "Emas" dan para CEO yang menerima penghargaan Green Leadership.

"Kinerja perusahaan saudara sekalian terbukti menjadi yang terdepan dalam pengelolaan lingkungan. Keberhasilan Program Anugerah Proper kiranya dapat diikuti dengan program-program lain yang terus melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dunia usaha, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pemerintah pusat dan daerah, maupun pemangku kepentingan yang lebih luas," ujar Wapres.

Baca juga: Indonesia ajak Swedia kembangkan energi hijau untuk kurangi emisi

Baca juga: Pertamina dinilai garda terdepan dekarbonisasi capai target nol emisi


Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan sepanjang 2022 tercatat sebanyak 872 inovasi di bidang lingkungan telah dilahirkan oleh perusahaan dan dinilai menghasilkan penghematan sebesar Rp126,28 triliun.

Inovasi-inovasi tersebut, misalnya adalah penghematan energi sebesar 469,3 juta giga joule, penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 112,9 juta ton CO2 eq, penurunan emisi konvensional sebesar 11,92 juta ton, reduksi Limbah B3 sebesar 25,26 juta ton, 3R limbah non B3 sebesar 10,44 juta ton,
efisiensi air sebesar 326,62 juta meter kubik, penurunan beban pencemaran air sebesar 33,01 juta ton dan upaya perlindungan keanekaragaman hayati seluas 111 ribu hektar.

"Upaya perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan ini ternyata juga berdampak positif terhadap masyarakat. Pada 2022 tercatat Rp1,89 triliun telah bergulir di masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat," ungkap Siti Nurbaya.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022