"Saya sering ke Sate Maranggi ini. Ini mungkin yang keempat atau kelima," kata budayawan Sujiwo Tejo saat ditemui di kawasan Cibungur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu.
Jakarta (ANTARA) - Budayawan, penyanyi sekaligus penulis Agus Hadi Sudjiwo atau yang lebih dikenal Sujiwo Tejo menikmati libur Natal dan Tahun Baru bersama keluarga dengan menyantap Sate Maranggi di daerah Cibungur, Purwakarta, Jawa Barat.

"Saya sering ke Sate Maranggi ini. Ini mungkin yang keempat atau kelima," kata budayawan Sujiwo Tejo saat ditemui di kawasan Cibungur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu.

Pemeran sekaligus dalang kelahiran 31 Agustus 1962 tersebut mengaku mengenal dan mulai menikmati sate Haji Yetty tersebut sejak Kabupaten Purwakarta dipimpin Bupati Dedy Mulyadi pada periode pertama.

Aktor kelahiran Jember tersebut mengatakan Sate Maranggi yang didirikan pada tahun 1990 tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Pada umumnya, masyarakat di Tanah Sunda mengetahui dan menjadikan kuliner itu sebagai salah satu destinasi keluarga saat liburan.

Selain kelezatannya, pemandangan di sekitar lokasi Sate Maranggi juga menjadi daya tarik wisatawan karena dikelilingi pepohonan rindang.

"Saya tertarik dengan alamnya Jawa Barat ini. Alamnya bagus," kata dia.

Sebagai tambahan informasi, sebelum Sate Maranggi Haji Yetty populer seperti saat ini, usaha tersebut awalnya adalah es kelapa Haji Rasta yang merupakan ayah dari Haji Yetty pendiri Sate Maranggi.

Saat libur Natal dan Tahun Baru jumlah pengunjung lebih banyak dibandingkan hari biasanya. Sejak Jumat (23/12) 2022 pengunjung dari berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Banten hingga Kalimantan mulai berdatangan ke lokasi kuliner tersebut.
 
Pegawai Sate Maranggi membakar sate pesanan konsumen di daerah Cibungur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu, (1/1/2023). (ANTARA/Muhammad Zulfikar).
Keterangan dari salah seorang pegawai Sate Maranggi saat libur Natal dan Tahun Baru setiap harinya bisa menjual sekitar 35 ribu tusuk sate sapi, sate kambing 17 ribu tusuk dan 10 ribu tusuk sate ayam. Sementara pada hari biasa rata-rata hanya menghabiskan 17 hingga 18 ribu tusuk sate sapi.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023