Singapura (ANTARA) - Dolar bertahan mendekati level tertinggi hampir satu bulan di sesi Asia pada Jumat sore, setelah data ekonomi AS menyoroti pasar tenaga kerja yang masih ketat yang dapat membuat Federal Reserve tetap berada di jalur kenaikan suku bunga yang agresif.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah tiga bulan minggu lalu, sementara PHK jatuh 43 persen pada Desember, data pada Kamis (5/1/2012) menunjukkan.

Sebuah laporan terpisah juga mengungkapkan bahwa lapangan kerja swasta meningkat 235.000 pekerjaan bulan lalu, jauh melebihi ekspektasi untuk kenaikan 150.000.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS naik 0,09 persen menjadi 105,21, setelah melonjak 0,9 persen ke puncak hampir satu bulan di 105,27 pada Kamis (5/1/2012).

Indeks dolar berada di jalur untuk kenaikan mingguan lebih dari 1,6 persen, terbesar sejak September.

"Semua anekdot tentang kehilangan pekerjaan dari sektor teknologi belum tercermin dalam data ketenagakerjaan secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa meskipun ada kelemahan di beberapa bidang...masih ada permintaan yang kuat untuk pekerja dari bagian ekonomi lainnya," kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ.

Sebagian besar mata uang utama mengalami kerugian pada Jumat, setelah melonjaknya greenback menjatuhkannya ke posisi terendah beberapa minggu di sesi sebelumnya.

Sterling terakhir 0,1 persen lebih tinggi pada 1,1920 dolar, setelah jatuh ke level terendah enam minggu di 1,1873 dolar sehari sebelumnya.

Euro naik 0,02 persen menjadi 1,0522 dolar, setelah jatuh 0,8 persen menyentuh level terendah tiga minggu di 1,0515 dolar juga di sesi sebelumnya.

Terhadap yen Jepang, dolar naik 0,36 persen menjadi 133,88 yen, tidak jauh dari puncak satu minggu di 134,045 yen yang dicapai pada Kamis (5/1/2012).

Pasar sekarang mengalihkan perhatian mereka ke laporan data penggajian non-pertanian yang diawasi ketat pada Jumat, dengan ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi AS telah menambah 200.000 pekerjaan pada Desember.

"Kita bisa mendapat kejutan terbalik," kata Goh. "Ini akan membuat The Fed bersikeras untuk terus menaikkan suku bunga."

Angka inflasi sementara Desember untuk zona euro juga akan keluar pada Jumat, di mana ekspektasi untuk tingkat inflasi tahunan sebesar 9,7 persen.

Data dari Jerman, Prancis dan Spanyol telah menunjukkan perlambatan inflasi bulan lalu, menunjukkan bahwa inflasi zona euro bisa datang di bawah ekspektasi.

"Angka inflasi yang rendah, semua kejutan yang kami dapatkan, tampaknya membebani euro," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australian Bank.

"Tapi memikirkannya dari segi perspektif perdagangan, pelemahan terbaru dalam harga minyak dan gas yang telah kita lihat sebenarnya sangat positif untuk prospek pertumbuhan zona euro...jadi saya benar-benar berharap euro mendapatkan lebih banyak dukungan dari itu daripada yang sebenarnya terjadi."

Di tempat lain, Aussie terakhir 0,1 persen lebih tinggi pada 0,6759 dolar AS, setelah meluncur 1,3 persen di sesi sebelumnya dan membalikkan sebagian besar keuntungan yang dibuat di awal pekan di tengah berita bahwa China telah melonggarkan pembatasan impor batu bara dari Australia.

Kiwi naik 0,24 persen menjadi 0,6238 dolar AS, menyusul penurunan 1,0 persen pada Kamis (5/1/2012), dan berada di jalur penurunan mingguan mendekati 2,0 persen, yang terburuk sejak September.

Baca juga: Rupiah melemah seiring pasar waspadai data ketenagakerjaan AS
Baca juga: Yuan terkerek 14 basis poin menjadi 6,8912 terhadap dolar AS
Baca juga: BI: Cadangan devisa 2022 capai 137,2 miliar dolar AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023