Frankfurt (ANTARA) - Rencana untuk strategi China yang lebih ketat oleh Jerman "dipandu oleh ideologi" dan mencerminkan mentalitas Perang Dingin yang dapat merugikan kerja sama di antara negara dengan ekonomi terbesar kedua dan keempat di dunia itu, demikian Duta Besar China di Berlin.

"Yang saya baca dari media dan ketahui dari banyak diskusi sangatlah memprihatinkan bagi saya," kata Duta Besar Wu Ken kepada surat kabar bisnis berbahasa Jerman, Handelsblatt pada Minggu.

Menurut Wu Ken, dokumen tersebut memberi kesan bahwa hal itu utamanya dipandu oleh ideologi. Ini tidak berdasarkan kepentingan bersama Jerman dan China.

Jerman sedang merencanakan strategi baru dengan melihat lebih realistis terhadap hubungan negara tersebut dengan China dan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara tersebut terhadap negara superpower ekonomi di Asia itu.

"Sejauh yang saya tahu, dokumen tersebut melebih-lebihkan kompetisi dan konfrontasi di antara kedua negara kita yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan," kata Ken.

Dia menambahkan dirinya juga mendengar bahwa penilaian tertentu dan HAM menjadi kondisi untuk kerja sama di masa depan.

Jika strategi ini diberlakukan, maka menurut dia itu dapat menghambat kerja sama di antara kedua negara tersebut.

"Selain itu, setidaknya menurut dokumen tersebut, Jerman berniat untuk mengoordinasikan kebijakan China-nya lebih dekat dengan sekutu yang berpikiran sama, seperti AS, ke depannya," kata dia.

"Ini menunjukkan bahwa pemerintah Jerman menyerahkan kemandiriannya dan mengikuti AS sepenuhnya dalam masalah kebijakan China," lanjutnya.

Tindakan yang direncanakan termasuk ketentuan terhadap perusahaan Jerman, terutama yang berhubungan dengan China, untuk membagikan rincian persoalan tersebut dengan pemerintah dan menjalani tes tekanan reguler, menurut "Pedoman Internal Mengenai China" yang didapat Reuters bulan lalu.

"Dengan melakukan hal tersebut, pemerintah Jerman pada akhirnya bertentangan dengan dirinya sendiri," kata Ken.

"Karena, negara tersebut selalu menekankan bahwa mereka tidak mencari konfrontasi dengan kelompok lain. Menurut saya, ini seperti mentalitas Perang Dingin," jelasnya.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023