Jakarta (ANTARA) - Kroasia tidak akan memberlakukan kebijakan pembatasan COVID-19 terhadap para pelaku perjalanan dari China yang memasuki negara itu, kata Bernard Kaic, Kepala Departemen Epidemiologi Penyakit Menular di Institut Kesehatan Masyarakat Kroasia (HZJZ), pada Rabu (11/1).

"Karena kami tidak menganggap pemeriksaan wajib sebagai metode yang efisien untuk mencegah masuknya varian COVID-19 ke dalam negara kami, kami pun tidak berniat untuk memberlakukan pemeriksaan wajib, selama itu bukan persyaratan wajib dari semua negara anggota UE (Uni Eropa)," kata Kaic, yang mendapat otorisasi dari Kementerian Kesehatan Kroasia, kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.

Kroasia tidak akan mengikuti contoh beberapa negara Eropa Barat yang memberlakukan kebijakan pembatasan COVID-19 pada pelaku perjalanan asal China, kata Kaic.

Ia menambahkan bahwa Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Center for Disease Prevention and Control/ECDC) telah menyatakan bahwa pemberlakuan pemeriksaan wajib terhadap pelaku perjalanan asal China "tidak dapat dibenarkan" dan tidak perlu.
 
   Mengingat virus COVID-19 sudah ada di Kroasia dan di seluruh UE, "bukan masalah besar jika ada pelaku perjalanan dari China dengan virus COVID-19 memasuki Kroasia," kata Kaic


Kroasia tetap menyambut wisatawan China dan "kami menantikan kedatangan mereka dan tidak ada kendala untuk hal itu," sambung Kaic.

"Kami menyambut hangat wisatawan China, karena mereka merupakan tamu yang kami hargai," kata Kristijan Stanicic, Direktur Badan Pariwisata Nasional Kroasia (Croatian National Tourist Board/CNTB), menambahkan bahwa CNTB akan melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi kedatangan dan kunjungan wisatawan China di Kroasia.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023