Madrid (ANTARA) - Puluhan ribu tenaga kesehatan melakukan aksi protes di Madrid pada MInggu (15/1) karena menganggap pemerintah daerah konservatif telah menghancurkan sistem layanan kesehatan publik.

Mereka berteriak, "Mengurangi layanan kesehatan publik itu kejahatan", sambil mengenakan jas putih dan membunyikan drum.

Demonstrasi tersebut melibatkan 30.000 orang, kata seorang juru bicara pemerintah daerah.

Pemerintah kota Madrid, yang dipimpin oleh Isabel Ayuso, telah mendapat kecaman dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi COVID-19 dimulai pada 2020, karena penanganan tenaga kesehatan yang buruk di rumah-rumah sakit dan pusat kesehatan primer.

Para demonstran berkata bahwa pemerintah regional telah membongkar layanan umum kesehatan masyarakat dan lebih memprioritaskan penyedia layanan kesehatan swasta.

Baca juga: Inggris siapkan aturan baru untuk tekan gangguan aksi unjuk rasa

Baca juga: Peru perpanjang keadaan darurat di kota-kota yang dilanda protes


Seorang demonstran memegang papan yang bertuliskan, "Aku adalah rencana Ayuso untuk bangsal darurat", sambil berpakaian seperti Grim Reaper--karakter malaikat pencabut nyawa dan membawa sabit palsu.

"Kami punya 40 atau 50 pasien setiap harinya dan hanya bisa merawat mereka masing-masing selama sekitar enam menit," kata Ana Encinas kepada Reuters. Dia adalah seorang dokter berusia 62 tahun yang bekerja di layanan perawatan primer di Madrid selama 37 tahun.

"Masalahnya adalah mereka tidak mengizinkan kami untuk memberi perawatan yang tepat untuk pasien," tambahnya.

Ayuso membantah tuduhan bahwa pemerintahannya telah membongkar layanan kesehatan publik demi sektor swasta.

Dia berkata bahwa protes dan mogok kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan itu diselenggarakan oleh partai-partai sayap kiri menjelang pemilihan umum di tingkat kota dan daerah pada tahun ini untuk menundukkan pemerintah regional konservatif.

Pada November 2022, puluhan ribu orang turun ke jalan di Madrid pusat untuk mendukung para tenaga kesehatan dan menyerukan permintaan kondisi kerja yang lebih baik.

Sumber: Reuters

Baca juga: WEF: Krisis tenaga kesehatan global bisa naik jadi 10 juta pada 2030

Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023