Sebaiknya kata-kata di stiker itu diganti, agar tidak menjadi beban psikologis bagi penghuni rumah.
Surabaya (ANTARA) - Anggota DPRD Surabaya mengusulkan agar pemasangan stiker bertuliskan "keluarga miskin" di rumah-rumah penduduk yang masuk kategori miskin di Kota Surabaya, Jawa Timur diganti dengan tanda cinta agar tidak menjadi beban psikologis bagi penghuninya.

"Sebaiknya kata-kata di stiker itu diganti, agar tidak menjadi beban psikologis bagi penghuni rumah," kata Ketua Komisi B DPRD Surabaya Lutfiyah, di Surabaya, Selasa.

Mestinya, kata dia lagi, Pemkot Surabaya juga memikirkan faktor psikologis keluarga mereka yang punya anak gadis maupun jejaka.

"Ini bisa mengganggu hubungan sosial mereka," ujar dia pula.

Untuk itu, dia berharap stiker itu diganti dengan tanda cinta yang bisa mengurangi beban psikologis warga. Seperti halnya dengan stiker bergambar daun waru yang berlambang cinta dan ditambah logo Pemkot Surabaya.

Lutfiyah mengatakan, pihaknya tidak keberatan jika rumah warga diberi stiker untuk memudahkan distribusi bantuan ke warga miskin. Hanya saja, ujar dia lagi, tidak secara eksplisit tanda tersebut memberikan bebas psikologis warga.

Selain itu, Lutfiyah juga menyoroti kebijakan pemkot bagi warga yang menolak, maka secara otomatis juga menolak berbagai bantuan atau intervensi dari pemerintah, sehingga pada periode selanjutnya warga tersebut akan diusulkan penghapusan dari keluarga miskin.

"Kalau menurunkan kemiskinan dengan cara begitu, ya tidak valid," ujar dia.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin sebelumnya mengatakan, pada saat penempelan stiker ini, banyak hal yang dijumpai petugas di lapangan karena ada warga yang menolak rumahnya ditempeli stiker itu, namun banyak pula yang berbondong-bondong ke kantor Dinsos untuk meminta rumahnya ditempeli stiker itu.

Bagi warga yang menolak, Anna memastikan, pihak kelurahan atau kecamatan akan membuat laporan bahwa warga tersebut menolak rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin, sehingga secara otomatis dia juga menolak berbagai bantuan atau intervensi dari pemerintah, sehingga periode selanjutnya warga tersebut akan diusulkan penghapusan dari keluarga miskin.

"Tapi, tidak sedikit juga yang berbondong-bondong ke kantor Dinsos untuk mendaftarkan diri atau keluarganya sebagai keluarga miskin. Bahkan, mereka juga meminta rumahnya segera ditempeli stiker keluarga miskin itu. Jadi, kalau keluarga tersebut memang tidak mampu, maka dia akan sangat bersyukur ditempeli stiker ini," ujar dia lagi.
Baca juga: Sekolah di Surabaya dilarang pungut biaya pelajar keluarga miskin

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023