Islamabad (ANTARA) - Saat musim dingin tiba di Islamabad, Khaula, anak perempuan kecil berusia lima tahun yang tinggal di sebuah kamp pengungsi Afghanistan di ibu kota Pakistan itu dihantui dengan pikiran pergi ke sekolah setiap pagi dalam cuaca dingin tanpa pakaian hangat.

Namun, kekhawatiran Khaula sirna setelah dia mendapat satu set pakaian hangat dari sejumlah sukarelawan China, demikian dilaporkan kantor berita Xinhua pada Selasa.

Khaula dan banyak anak seusianya hidup dalam kondisi yang buruk di kamp pengungsian itu. Rumah-rumah mereka yang terbuat dari tanah liat dan batu tidak cukup untuk memberi mereka kehangatan dan melindungi mereka dari cuaca yang sangat dingin.
 
   Sukarelawan bersama sejumlah anak-anak. (Xinhua)


Banyak anak-anak pengungsi, ayahnya bekerja sebagai buruh di pasar sayur Islamabad dan ibunya adalah ibu rumah tangga, harus melewatkan sekolah di musim dingin karena jatuh sakit dalam cuaca dingin yang ekstrem.

Saat berbincang dengan Xinhua, kepala sekolah bernama Sahib Shah mengatakan sebanyak 220 murid dari kelas satu sampai lima belajar di sekolah tersebut, dan setelah menyelesaikan pendidikan mereka di tempat ini, mereka akan bergabung dengan sekolah yang dikelola pemerintah Pakistan untuk melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi.
 
   Pemberian mantel kepada anak-anak. (Xinhua)


Shah mengatakan bahwa anak-anak tersebut berasal dari keluarga miskin, dengan beberapa dari mereka bahkan menjadi tunawisma sehingga bantuan yang tepat waktu dari para sukarelawan China merupakan bantuan besar bagi anak-anak yang keluarganya tidak mampu menyediakan pakaian hangat untuk mereka.

"Ini adalah kegiatan yang sangat terpuji dan kami sangat senang menerima bantuan. Mereka sangat miskin dan musimnya sangat dingin," kata Shah, seraya menambahkan bahwa para sukarelawan China secara konsisten membantu anak-anak yang dengan penuh semangat menunggu mereka.

"Mereka membantu dengan pakaian, bahan pangan, seragam, alat tulis, dan barang-barang lainnya. Ini menunjukkan bahwa mereka merasa dekat dengan anak-anak dan selalu berusaha membantu mereka untuk mempermudah hidup mereka," imbuhnya.

Terletak di kamp yang menampung ribuan pengungsi, sekolah dengan empat ruangan ini merupakan satu-satunya harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak pengungsi yang dililit kemiskinan ekstrem sejak mereka lahir.

Sejumlah sukarelawan China memberikan mantel wol kepada anak-anak dan menjadi anugerah bagi mereka yang menggigil dalam suhu sekitar 3 derajat Celsius.

"Kami terus mendatangi kamp pengungsi ini untuk membantu mereka dengan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan pendidikan karena kami percaya bahwa pendidikan adalah alat yang paling efektif bagi mereka untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka dan memberdayakan mereka secara finansial di masa depan," kata anggota Komunitas Pertukaran Pemuda China-Pakistan, Ma Bin.

Dia menambahkan pakaian hangat tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat China untuk para pelajar agar memudahkan hidup mereka sehingga mereka dapat fokus belajar.

Menurut Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), terdapat lebih dari 1,4 juta pengungsi Afghanistan yang tercatat di Pakistan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023