Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya sedang menelusuri kontak erat pasien COVID-19 varian Kraken yang telah masuk Indonesia.

“Sekarang kita sedang melakukan kontak eratnya di mana saja,” katanya setelah menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pasien COVID-19 varian Kraken ditemukan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pasien tersebut juga diketahui pernah berpergian ke Jakarta.

Dia menekankan pasien varian Kraken itu langsung terdeteksi oleh pemerintah karena metode surveilans atau pengintaian di Indonesia sudah cukup baik.

"Sekarang kita sedang lakukan surveilans. Itu baru masuk kita langsung tahu jadi memang sistem surveilans kita sudah bagus," ujarnya.

Baca juga: Rusia laporkan kasus pertama subvarian COVID-19 'kraken'

Kraken merupakan varian COVID-19 turunan dari Omicron. Kementerian Kesehatan mendeteksi ditemukan Kraken setelah melakukan genome squencing atau metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia.

Budi menekankan dengan masuknya varian Kraken ke Indonesia, masyarakat diimbau tidak panik. Masyarakat juga diimbau menggunakan masker jika berada di dalam ruangan yang padat atau sedang dalam keadaan tidak sehat.

Selain itu, kata dia, imunitas komunitas di Indonesia sudah relatif baik.

“Kita harapkan sero survei akan keluar di Februari 2023. Selama populasi kita baik terutama yang orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi. Insyaallah kalau ada varian baru bisa tertangani,” ujarnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui penularan Kraken memang cepat. Namun Kraken tergolong varian yang lemah.

“Apa artinya? Hospitality-nya tidak tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Dinkes DKI sebut dua kasus COVID varian BF.7 di Jakarta sudah sembuh
Baca juga: Gejala subvarian Covid BA.5 yang berbeda dari varian lainnya
Baca juga: Antisipasi varian XBB, simpul transportasi di Lampung diperketat


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023