Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto berupaya meningkatkan perdagangan kedua negara sehingga diharapkan Korsel bisa masuk lima besar negara tujuan ekspor Indonesia.

Saat ini, posisi Korsel sebagai negara tujuan ekspor Indonesia tertinggal dari China, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, India, dan Malaysia.

“Saya ingin mencapai posisi lima besar tahun depan,” kata Gandi di sela-sela “Indonesia-Korea Morning Talk: Celebrating 50 Years of Friendship” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.

Salah satu strategi peningkatan perdagangan bilateral yang akan dia lakukan adalah mengeksplorasi produk-produk ekspor pertanian.

Menurut Dubes Gandi, sejauh ini produk pertanian Indonesia belum ada yang berhasil menembus pasar Korsel, kecuali yang dipasok oleh perusahaan besar.

Dubes Gandi mengungkapkan kekecewaannya karena produk pertanian seperti pisang, salak, rambutan, dan durian di Korsel dipasok oleh negara Asia Tenggara lainnya, tetapi tidak oleh Indonesia.

“Makanya saya kecewa kenapa kita tidak bisa masuk, apapun alasannya. Kalau negara ASEAN yang lain bisa, kurang apa kita,” ujar dia.

Selain produk pertanian, Gandi menjelaskan bahwa peningkatan nilai total perdagangan tidak hanya bisa didorong melalui peningkatan ekspor, tetapi juga impor barang-barang modal (capital expenditure).

“Meskipun (neraca perdagangan) negatif, tetapi jika kita mengimpor lebih banyak belanja modal maka sebenarnya menjadi seimbang karena kita berhasil mendapat investasi asing langsung bagi negara kita,” tutur dia.

Lebih lanjut, Gandi juga ingin memanfaatkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-CEPA) untuk meningkatkan perdagangan bilateral.

Mengutip laman Sekretariat Kabinet RI, total perdagangan Indonesia-Korsel tercatat sebesar 20,6 miliar dolar AS (sekitar Rp308,1 triliun) pada Januari-Oktober 2022, atau naik 40,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Korsel tercatat sebesar 10,6 miliar dolar AS (sekitar Rp158,6 triliun), sedangkan impor dari Korsel tercatat sebesar 9,9 miliar dolar AS (sekitar Rp148 triliun) sehingga memberikan surplus 712,3 juta dolar AS (sekitar Rp10,7 triliun) bagi Indonesia.

Baca juga: Dirjen Kemlu paparkan kesamaan yang perkuat hubungan Indonesia-Korsel
Baca juga: Peringatan salju tebal dikeluarkan untuk Seoul dan daerah sekitarnya

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2023