Tokyo (ANTARA) - Popularitas butiran salju di Jepang bagi pemain ski asing telah mendorong semakin banyak orang menikmati lereng di pedalaman negara itu yang kadang membawa dampak mematikan.

Meningkatnya kecelakaan di pedalaman terjadi ketika pemerintah Jepang jorjoran mempromosikan wisata pascapandemi setelah perbatasannya dibuka penuh akhir tahun lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2020.

Salju Jepang terkenal di kalangan peski karena tingkat kekeringannya akibat kondisi atmosfer.

Tidak ada data secara nasional, tetapi di Prefektur Nagano yang populer, sekitar 22 orang pada 2019 mengalami kecelakaan di daerah pedalaman di luar resor-resor wisata, tetapi tak seorang pun berasal dari luar negeri.

Namun, selama Januari saja, delapan warga asing mengalami kecelakaan di Nagano.

Pada salah satu insiden, longsoran salju menelan nyawa juara dunia ski gaya bebas AS Kyle Smaine dan seorang peski asing terlatih lainnya.

Seorang pengunjung lain tewas dalam kecelakaan di Hokkaido, pulau Jepang paling utara.

Baca juga: KBRI Tokyo promosikan kopi Indonesia kepada warga Jepang

Para peski, polisi dan pejabat menyebut kombinasi sejumlah faktor sebagai penyebabnya: kurangnya informasi dalam bahasa Inggris; langkanya sistem keselamatan nasional, termasuk aturan tentang pemandu asing; dan keengganan pengunjung mengikuti panduan keselamatan.

​​​​Tomohiro Kushibiki, kepala divisi keselamatan Kepolisian Nagano, mengatakan meskipun kedatangan para peski asing membantu ekonomi setempat, kesadaran mereka akan keselamatan tidaklah meningkat.

Ketua Asosiasi Gubernur Nasional Jepang pekan lalu mengatakan sistem nasional tindakan keselamatan kini sangat diperlukan.

Operator lift ski di sebuah resor di Nagano yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1998, menjelaskan bahwa berurusan dengan turis asing seperti "bermain kucing-kucingan".

"Setiap hari orang-orang mengabaikan tanda 'dilarang mendekat' atau menerobos tali penghalang - dan kebanyakan dari mereka adalah warga non-Asia," kata dia.

"Kami beri tahu mereka 'jangan main ski' dan mereka bilang 'kami profesional, tidak apa-apa'".

Reputasi salju Jepang mulai meningkat sejak Olimpiade di Nagano itu.

Berski di pedalaman juga meningkat, meskipun bahaya mengintai dari longsoran salju dan lereng gunung yang curam.

Baca juga: Festival salju tahunan Jepang digelar di Hokkaido

Sejumlah peski internasional berani mengambil risiko bermain di atas salju yang baru turun di beberapa lokasi yang cukup jauh dari resor penuh pengunjung.

"Banyak peski asing dari negara yang memiliki sejarah panjang (permainan ski) di pedalaman datang ke Jepang, mereka membawa budaya itu," kata Hideaki Yoshimi, seorang pejabat pada otoritas pariwisata Nagano.

Polisi Nagano telah mengeluarkan peringatan dan panduan dalam bahasa Inggris.

Jaringan Longsoran Salju Jepang menerbitkan informasi harian secara daring, tetapi bahasa Inggris masih terbatas karena situs mereka masih dalam pengembangan.

Sebaliknya, tanda-tanda peringatan di pintu masuk rute pedalaman di Amerika Serikat memiliki kode QR untuk membantu peski mengakses informasi keselamatan terbaru.

Seruan untuk bertindak lebih banyak telah banyak disampaikan, baik dalam bentuk informasi dari hotel maupun aturan yang membatasi pemandu asing secara lebih ketat.

Jepang ingin menerima kedatangan peski asing, tetapi mereka perlu memahami risikonya, kata Kenji Kubota, seorang peneliti dalam Organisasi Penyelamatan Jepang.

"Ini bukan cuma soal kera salju di sumber air panas atau lereng yang berkilau," katanya.

Baca juga: Seniman Jepang buat aksesori unik serupa organ tubuh

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023