London (ANTARA) - Uni Eropa (UE) pada Selasa mulai mempertimbangkan usulan untuk melarang penggunaan senyawa PFAS atau yang dikenal sebagai "bahan kimia abadi", yang akan menjadi salah satu regulasi paling luas oleh organisasi itu.

Bahan kimia PFAS telah digunakan dalam puluhan ribu produk, termasuk pesawat terbang, mobil, tekstil, peralatan medis, dan kincir angin karena ketahanan jangka panjang terhadap suhu ekstrem dan korosi.

Namun, PFAS juga dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti kanker, gangguan hormon, dan pelemahan sistem kekebalan, serta kerusakan lingkungan.

Lima negara - Jerman, Belanda, Denmark, Swedia dan negara non-UE Norwegia - yang berkolaborasi dalam proposal larangan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada Selasa bahwa, jika disahkan, regulasi itu akan menjadi salah satu larangan terbesar terhadap zat kimia yang pernah ada di Eropa.

"Larangan ini akan mengurangi jumlah PFAS di lingkungan dalam jangka panjang. Ini juga akan membuat produk dan proses lebih aman bagi manusia," tambah mereka.

Menurut rancangan proposal tersebut, perusahaan akan diberi waktu antara 18 bulan hingga 12 tahun untuk memperkenalkan senyawa alternatif, tergantung pada aplikasi dan ketersediaan.

Beberapa pembuat dan pengguna PFAS, yang terdiri dari BASF, 3M, Bayer, Solvay, Merck KGaA, dan Synthomer, telah membentuk subkelompok pelobi di bawah asosiasi pembuat bahan kimia Eropa CEFIC.

"Dalam banyak kasus, tidak ada alternatif (untuk PFAS) seperti itu saat ini, dan dalam beberapa kasus, mereka mungkin tidak akan pernah ada," kata kelima negara itu dalam pernyataan bersama, dan menambahkan bahwa perusahaan perlu mulai mencari pengganti PFAS sekarang.

Asal julukan "bahan kimia abadi" berasal dari kemampuannya untuk mengikat satu sama lain di air dan tanah dan tidak dapat terurai karena mempunyai ikatan antara atom karbon dan fluorin yang sangat kuat, yang menjadi ciri yang unik. Meski begitu, perlu waktu bertahun-tahun sebelum larangan itu berlaku.

Menurut rancangan regulasi tersebut, sejumlah produk farmasi industri, kesehatan hewan, bahan kimia perlindungan tanaman, dan disinfektan akan dikecualikan, atau dapat diderogasi, karena sudah tercakup dalam peraturan yang ada.

Sumber: Reuters
Baca juga: Bahan kimia berpotensi bahaya ditemukan dalam darah warga Tokyo
 

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023