London (ANTARA) - Perayaan 44 tahun Revolusi Iran pada Sabtu dimeriahkan oleh rapat umum yang diselenggarakan pemerintah, sementara peretas anti pemerintah menyela pidato Presiden Ebrahim Raisi yang disiarkan di televisi.

Pemerintah garis keras Iran telah menghadapi salah satu tantangan paling berani dari pengunjuk rasa berusia muda, yang menyerukan penggulingan pemerintahan.

Dalam pidatonya, Raisi mengimbau para pemuda yang berunjuk rasa untuk menyesali perbuatan mereka, sehingga dapat diampuni oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Dia mengatakan kepada massa yang berkumpul di Lapangan Azadi di ibu kota Teheran bahwa "rakyat Iran akan menyambut mereka dengan tangan terbuka".

Pidato Raisi yang disiarkan di televisi itu terganggu sekitar satu menit karena diretas.

Sebuah logo kelompok peretas anti pemerintah bernama Edalat Ali (Keadilan Ali) muncul di layar TV dan ada suara yang meneriakkan "Kematian bagi Republik Islam".

Gelombang protes melanda Iran setelah Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun, meninggal dalam tahanan polisi susila pada September lalu karena dianggap melanggar aturan berpakaian bagi perempuan.

Aparat keamanan menanggapi protes itu dengan kekerasan. Protes itu menjadi tantangan terbesar bagi Iran sejak Revolusi 1979, yang melengserkan 2.500 tahun kekuasaan monarki Persia.

Sebagai bagian dari agenda pengampunan untuk merayakan ulang tahun Revolusi, otoritas Iran pada Jumat membebaskan penentang pemerintah Farhad Meysami, yang sebelumnya dipenjara dan melakukan mogok makan, dan akademisi Iran-Prancis Fariba Adelkhah.

Pada Minggu (5/2), Ayatollah Ali Khamenei memberikan amnesti besar-besaran kepada narapidana, termasuk yang ditangkap selama aksi protes anti pemerintah.

Menurut kelompok aktivis HAM HRANA, hingga Jumat, setidaknya 528 pengunjuk rasa, termasuk 71 anak di bawah umur, telah tewas akibat tindakan keras aparat keamanan.

Mereka mengatakan 70 petugas keamanan juga terbunuh dan meyakini bahwa sebanyak 19.763 orang pengunjuk rasa telah ditangkap.

Pejabat Iran dan media pemerintah selama berminggu-minggu telah berusaha mengajak warga ikut menghadiri rapat umum pada Sabtu, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada pemerintah dalam menangani protes anti pemerintah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Dubes Iran: Bidang kesehatan prioritas kerja sama dengan Indonesia
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran ampuni puluhan ribu tahanan

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023