Jakarta (ANTARA News) - Meskipun berbagai penghargaan dan ketenaran sudah diraihnya, namun selama berkarir lebih dari 40 tahun di dunia musik ternyata kelompok legendari Koes Plus belum pernah memperoleh penghargaan dari pemerintah Indonesia. Oleh karena itu tanpa berpikir panjang tawaran Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) terhadap kelompok musik yang pernah digawangi Yon, Yok dan Tony Koeswoyo serta Murry itu untuk menggarap album yang bertema kelautan dan nelayan, langsung diterima. "Ini penghargaan pertama kali dari pemerintah untuk Koes Plus," ujar Yon Koeswoyo dalam peluncuran album sekaligus konser "Melaut Bersama Koes Plus" Senin (15/5) malam lalu. Sejak pemerintahan Bung Karno, katanya, hingga orde-orde sesudahnya kelompok Koes Plus tidak pernah dilibatkan dalam program pemerintah yang bermanfaatkan bagi masyarakat banyak, dan tawaran DKP untuk menyosialisasikan kelautan dan perikanan merupakan ujud penghargaan yang baik dari pemerintah. Selain itu, tema kelautan dan perikanan tersebut tak jauh berbeda dari lagu-lagu kelompok musik yang banyak mendendangkan keindahan alam Indonesia seperti dalam album Nusantara I hingga IV itu. Dalam album yang berisi 10 tembang itu, seluruh lagu yang ditampilkan merupakan lagu-lagu lama Koes Plus yang pernah terkenal seperti Kolam Susu, Muda-Mudi, Tul Jaenak dan Mari-mari yang syairnya telah diubah oleh Soen`an HP, Sekretaris Badan Sumberdaya Manusia (DKP) sesuai temanya tentang laut dan nelayan. Selain itu juga ada tembang Tombo Ati yang sudah sering dilantunkan berbagai penyanyi, Sapa Putra Nelayan, Sejahterakan Nelayan, Putra-putri Nelayan, serta Tsunami. Menyinggung pemilihan lagu-lagu tersebut yang digunakan pada album tersebut, Yon mengakui, nada-nada dalam tembang-tembang itu gampang dan sudah sangat dikenal seluruh lapisan masyarakat dari kota ke desa. Untuk penggarapan tembang-tembang dalam album tersebut, vokalis utama kelompok Koes Plus itu mengaku tidak mengalami kesulitan sehingga dalam waktu satu setengah bulan telah kelar seluruh album. "Kalau soal honor yang diberikan, yah masih dalam jumlah yang wajar," kata pemilik nama asli Kusyono itu ketika ditanyakan nilai kontrak album kolaborasi dengan DKP itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006