Aleppo (ANTARA) - Undersecretary-General untuk Urusan Kemanusiaan sekaligus Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths mengatakan bahwa rencana saat ini adalah memenuhi berbagai kebutuhan kemanusiaan selama tiga bulan di Suriah.

"Saat ini (dalam) tahap bantuan kemanusiaan, urgensinya adalah menyediakan tempat penampungan, seperti perawatan sosial, makanan, sekolah, dan harapan akan masa depan bagi orang-orang ini. Itu kewajiban kita," ujar Griffiths kepada awak media di Aleppo, kota di Suriah utara yang dikuasai pemerintah, usai melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi yang rusak akibat gempa yang terjadi pada 6 Februari lalu.

Terkait situasi di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, Griffiths mengungkapkan bahwa PBB akan mengirim bantuan ke wilayah tersebut dan truk-truk berisi pasokan bantuan juga dikerahkan dari Turki ke Suriah barat laut.

Griffiths memuji respons pencarian dan penyelamatan internasional atas bencana gempa itu sebagai hal yang "belum pernah terjadi dalam sejarah," seraya menyampaikan keinginannya untuk melihat "hal yang sama untuk kebutuhan kemanusiaan."

PBB pada Jumat (10/2) mengatakan bahwa gempa bumi di Suriah telah menyebabkan 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB pada Senin mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah barat laut mencapai 4.300 orang, sementara 7.600 lainnya terluka.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Suriah memperkirakan gempa tersebut telah menewaskan 1.414 orang dan melukai 2.349 lainnya di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.





 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023