Saya memang bermaksud mengompori nyali literasi mereka agar tidak takut berkarya
Jakarta (ANTARA) - Penyair Yudhistira ANM Massardi berupaya menggelorakan literasi sastra yang dirasakan mati suri lantaran terhantam pandemi lewat safari ke beberapa kampus, sekolah, dan pesantren di Jawa Tengah.

Dalam safari sastra kali ketiganya ini, Yudhistira membawa sejumlah seniman di antaranya penyanyi Renny Djajoesman, sastrawan Wita Yudarwita, pendidik Siska Massardi, dan tim musik Gayatri dari Tasikmalaya. Tempat pertama yang menjadi rangkaian safari kali ini adalah SMA Negeri 2 Kudus.

"Saya memang bermaksud mengompori nyali literasi mereka agar tidak takut berkarya," kata Yudhistira dalam keterangan pers yang dibagikan Koordinator Lapangan Jawa Barat, Taufik Abriansyah, Rabu.

Yudhistira Massardi membacakan sepuluh puisi di SMAN 2 Kudus ini di antaranya "Sajak sikat gigi", "Biarin", "Siapa yang Belum Pernah ke Jogja", "Kamu Sangka Cinta" dan "Puisi itu".

Baca juga: Merayakan sajak-sajak Si Binatang Jalang di hari kelahirannya

Kepala SMAN 2 Kudus, Nur Afifuddin S.Pd M.Pd, menyatakan rasa terima kasih kepada para pihak yang telah memilih SMAN 2 Kudus sebagai salah satu tempat yang dikunjungi rombongan safari Yuhistira ini.

"Momen ini kami jadikan sebagai kegiatan belajar bersama dengan penyair dan sastrawan," katanya.

Perempuan rocker legendaris Renny Djajoesman tampil membawakan lagu "Gebyar-Gebyar" karya Gombloh dan membacakan empat puisi karya Yudhistira yaitu "Baliho", "Sumpah Air Mata" "Di Kota Itu" dan "Di Cangkir Kopiku".

"Sepanjang pengalaman saya jadi penyanyi, baru kali ini saya ditonton ribuan anak SMA. Kalian luar biasa," katanya.

Rangkaian pembacaan puisi ini ditutup Yudhis dengan membacakan puisi "Rudi Jalak Gugat" yang dibawakan bersama Siska Massardi dan Wita Yudarwita. Penyair tersebut tak lupa mengapresiasi para pimpinan kampus, sekolah , dan semua pihak yang mendukung upaya gelora safari literasi sastra ini.

"Terima kasih kepada Bapak Direktur Jenderal Kebudayaan Bapak Hilmar Farid, Sentra Seni Batutis yang menginisiasi acara ini, koordinator lapangan Kang Taufik Abriansyah, Mas Edi Supratno, Mas Wahyu Salvana, Mas Pendi, Mas Iwang, dan Mas Ribut, wabil khusus Gus Mus dan pesantrennya Raudlatun Talibin di Rembang yang telah mendukung perjalanan ini," tutupnya.

Baca juga: Boy Rafli sebut penguatan literasi karya sastra cegah intoleransi

Baca juga: Doktor sastra dari UNS diraih dosen STKIP PGRI Ponorogo

Baca juga: Penyelenggaraan JILF diharap jadikan Jakarta tempat literasi dunia

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023