New York (ANTARA) - Jumlah bayi di Mississippi, Amerika Serikat (AS), yang menjalani perawatan penyakit sifilis kongenital telah melonjak lebih dari 900 persen selama kurun waktu lima tahun terakhir.

Sifilis kongenital adalah penyakit infeksi serius yang dapat berdampak pada kecacatan seumur hidup dan mematikan terhadap bayi baru lahir

Kejadian itu membuat kemajuan yang dicapai negara bagian termiskin di AS itu dalam memberantas krisis kesehatan masyarakat tersebut menjadi sia-sia, demikian seperti dilansir NBC News pekan lalu.

"Kenaikan kasus telah meningkatkan risiko kejadian yang mengancam nyawa bagi bayi-bayi baru lahir di negara bagian, yang juga mencatatkan tingkat mortalitas bayi terburuk di negara ini," menurut NBC.

Pada 2021, sebanyak 102 bayi baru lahir di Mississippi menjalani perawatan akibat penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual itu. Jumlah tersebut bertambah 10 dari yang tercatat pada 2016.

Data tersebut diterbitkan menurut analisis data tagihan rumah sakit yang dibagikan Direktur Medis untuk Crossroads Clinic Thomas Dobbs. Crossroads Clinic dikelola Departemen Kesehatan (Depkes) Mississippi, yang berfokus pada infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.

"Hal ini tampak seperti sesuatu yang seharusnya terjadi 100 tahun lalu, bukan tahun lalu. Hal ini benar-benar mencengangkan," kata Dobbs yang juga menjabat sebagai dekan John D. Bower School of Population Health di University of Mississippi Medical Center.

Depkes Mississippi tidak secara resmi melacak kasus kematian akibat sifilis kongenital. Namun, lembaga tersebut menyebutkan sedikitnya satu bayi meninggal dunia akibat penyakit itu di 2021.

Sifilis kongenital terjadi ketika infeksi ditularkan dari sang ibu kepada anaknya pada masa kehamilan. Jika tidak diberi perawatan, maka wanita hamil dengan penyakit sifilis memiliki peluang 80 persen untuk menularkan penyakit tersebut kepada bayinya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023