Berlin, Jerman (ANTARA) - Sistem teknologi informasi (TI) maskapai penerbangan Jerman Lufthansa sebagian besar mengalami gangguan (down) pada Rabu (15/2), memengaruhi ribuan penerbangan penumpang.

Menurut pihak perusahaan itu, gangguan tersebut dipicu oleh kerusakan kabel fiber optik akibat pekerjaan konstruksi jalur kereta di Frankfurt.

"Sayangnya, hal ini menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan," ungkap Lufthansa via akun Twitter resminya, tanpa memberikan angka yang pasti. "Kami sedang mengupayakan solusi dengan cepat."

Penerbangan domestik maskapai tersebut semuanya dibatalkan dan para penumpang diminta untuk beralih ke moda transportasi kereta. Di Frankfurt, bandara terbesar di Jerman, semua keberangkatan maskapai itu dihentikan untuk sementara.

Jalur fiber optik tersebut rusak pada Selasa (14/2) malam waktu setempat, menurut Deutsche Telekom AG. Akibatnya, tidak hanya lalu lintas udara yang terganggu, tetapi layanan internet, telepon, dan televisi juga terputus di wilayah Frankfurt yang lebih luas.
 
 


"Kami terus mengerjakan perbaikan dengan kecepatan penuh," sebut Deutsche Telekom pada Rabu itu via akun Twitter resminya. "Situasinya semakin membaik."   

Beberapa hari sebelumnya, terjadi gangguan berskala besar pada jaringan Deutsche Telekom di Dusseldorf akibat peristiwa serupa. Sekitar 15.000 pengguna internet tidak terhubung, termasuk pemerintah Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara.

Kekacauan penerbangan yang terjadi pada Rabu itu tidak hanya memengaruhi Frankfurt tetapi juga Munich secara khusus. Sejumlah pesawat dialihkan ke bandara lain, seperti Nuremberg, Cologne, atau Dusseldorf. Pada tingkat yang lebih rendah, operasional anak perusahaan Lufthansa yaitu Eurowings, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan Swiss juga ikut terdampak.
 
   


Gangguan perjalanan udara lebih lanjut diperkirakan terjadi pada akhir pekan ini karena aksi mogok terkait upah telah diumumkan akan berlangsung pada Jumat (17/2), di berbagai bandara di Jerman.

Lufthansa memperkirakan "sejumlah besar penerbangan" akan terdampak, Xinhua dikutip Kamis.
 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023