Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara mendorong kemandirian pangan melalui digitalisasi pertanian dan sistem budidaya ikan di sawah atau mina padi yang memiliki banyak keuntungan baik dari segi pakan maupun pupuk.

Kepala BI Sultra Doni Septadijaya dalam keterangan tertulisnya diterima di Kendari, Jumat, mengatakan saat ini pihaknya telah menerapkan digitalisasi pertanian dan mina padi pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Langgomea di Kabupaten Konawe.

"Penerapan aplikasi smart farming dan metode mina padi di Gapoktan Langgomea Kabupaten Konawe terbukti meningkatkan produktivitas padi mencapai 56 persen. Smart farming dan mina padi untuk mendorong kemandirian pangan di Sulawesi Tenggara," katanya.

Dia mengatakan, penerapan smart farming dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi dan inovasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan ketepatan (presisi) budidaya pertanian dibandingkan dengan metode konvensional.

Baca juga: BI: Program Sumsel Mandiri Pangan layak diadopsi regional Sumatera

Selanjutnya melalui program mina padi yang mengintegrasikan budidaya padi sawah dengan budidaya ikan air tawar telah menghasilkan nilai tambah lahan berupa 1,2 ton produksi ikan pada satu kali masa panen padi.

"Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar dan menjadikan lokasi demplot padi di Langgomea ini sebagai pusat edukasi pertanian organik terintegrasi dengan peternakan sapi, perikanan air tawar, padi sawah, dan itik petelur," ujar dia.

Meskipun demikian, dia mengatakan masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan budidaya metode mina padi ini seperti keberadaan gangguan hama sawah, serangan hama keong, dan anjing tanah.

"Menindaklanjuti tantangan tersebut, pada 14 Februari 2023 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan pelatihan Pembuatan Herbisida Nabati Klaster Padi Sawah," ucap dia.

Baca juga: Bank Indonesia bantu 77.777 bibit sayuran di OKU Timur

Dia menyebutkan, pelatihan tersebut diikuti oleh 20 orang perwakilan kelompok tani di Kabupaten Konawe dengan narasumber Dr Nugroho dari Ansa School sebagai praktisi pupuk organik, Muslimin dari Dinas Pertanian Kabupaten Konawe, dan I Made Djiwanata dari Gapoktan Merta Sari.


 
Kepala BI Sultra Doni Septadijaya (ANTARA/Harianto)




Dia berharap melalui pelatihan tersebut produktivitas padi sawah Gapoktan Langgomea semakin meningkat dan pada akhirnya mendorong perekonomian masyarakat serta pemenuhan kebutuhan pasokan beras sebagai salah satu komoditas strategis inflasi.

Doni mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tenggara yang telah diluncurkan pada tahun 2022.

Menurut dia, GNPIP direalisasikan melalui berbagai kebijakan dengan tetap mengacu pada strategi 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dalam pengendalian inflasi.

Dia menambahkan, dalam rangka menjalankan salah satu strategi pengendalian inflasi 4K, pihaknya juga terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas dominan penyumbang inflasi lainnya seperti beras dan cabai.

Baca juga: BI mendukung Halmahera Timur jadi lumbung pangan

"GNPIP Sulawesi Tenggara telah berhasil melahirkan juara-juara klaster pangan yang mampu berkontribusi kepada pengendalian inflasi daerah secara efektif dengan program yang terfokus dan tepat sasaran," kata Doni.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023