New York City (ANTARA) - Para politisi yang berseteru di Washington menerima kabar buruk dari analis anggaran nonpartisan Kongres, yaitu bahwa utang nasional Amerika Serikat (AS) dalam keadaan buruk, bahkan memburuk dengan cepat.

U.S. News and World Report sebelumnya pada pekan ini melaporkan kondisi tersebut berpotensi akan menyebabkan bencana ekonomi jika anggota parlemen tidak segera bertindak.

Utang sebesar 31,4 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.163) akan naik secara dramatis, atau hampir 19 triliun dolar AS dalam satu dasawarsa berikutnya, jika situasi berlanjut seperti saat ini.

Namun di sisi lain, jika Kongres tidak menaikkan plafon utang, pemerintah tidak akan dapat membayar tagihannya antara Juli dan September tahun ini, menurut Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) AS dalam sebuah laporan.

Plafon utang merupakan jumlah yang diizinkan untuk dipinjam oleh pemerintah AS dan digunakan untuk membayar tagihan-tagihan yang telah dikeluarkan.

Departemen Keuangan AS telah mengadopsi "langkah-langkah luar biasa" guna memastikan tagihan dibayar saat ini, namun dalam beberapa bulan ke depan, langkah-langkah itu tidak akan lagi cukup, menurut CBO.

"Akibatnya, pemerintah harus menunda melakukan pembayaran untuk beberapa kegiatan, gagal membayar kewajiban utangnya (default), atau keduanya," kata CBO.

Negara itu telah hidup dari utang selama berabad-abad, namun utang tersebut menjadi beban yang semakin berat, terutama akibat kenaikan suku bunga, lapor U.S. News and World Report.

"Bunga yang tinggi berarti pemerintah harus membelanjakan lebih banyak untuk membayar utang nasional, yang memperburuk masalah, karena pemerintah kemudian akan berutang lebih banyak," tambah media AS itu. 



Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023