Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah menargetkan angka stunting atau kekerdilan turun menjadi 14 persen di tahun 2023.

"Alhamdulillah, kerja keras kita selama ini membuahkan hasil. Revitalisasi posyandu mencapai 100 persen, penangan stunting semakin baik. Saya optimistis tahun 2023 bisa turun menjadi 14 sekian persen," ujar Wagub NTB pada Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 dalam keterangan tertulis di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan revitalisasi posyandu menjadi posyandu keluarga merupakan salah satu program unggulan yang terus dipercepat Pemerintah Provinsi NTB saat ini.

Bahkan, menurutnya ikhtiar mewujudkan keluarga sehat melalui posyandu keluarga kini berbuah manis. Hal ini berkat sinergi semua kabupaten kota se-NTB dan kolaborasi semua pihak, angka stunting turun menjadi 16,84 persen pada akhir tahun 2022.

Baca juga: Atasi stunting, Pemprov NTB gaet Danone edukasi warga dan olah sampah

Baca juga: Angka stunting di NTB turun menjadi 16,99 persen


Wagub menyampaikan jika melihat data dari waktu ke waktu di aplikasi e-PPGBM, tren angka stunting terlihat jelas penurunannya.

Contohnya, di tahun 2019 angka stunting berada di 25,5 persen, di 2020 sebesar 23,03 persen, di 2021 sebesar 19,23 persen, dan 18,94 persen di Februari 2022, dan turun menjadi 16,84 persen di Desember 2022.

"Saya sangat apresiasi kepada dinas kesehatan, puskesmas, TP PKK, BKKBN dan semua pihak terkait yang berjuang mewujudkan keluarga sehat untuk menangani masalah stunting," ujarnya.

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, H Syamsul Anam mengatakan tren angka stunting yang menurun tak lepas dari kolaborasi dan sinergi semua pihak terkait di NTB.

Ia menilai semua pihak turut andil yang besar terhadap penurunan angka stunting.

"Dalam rapat kerja kali ini, kami akan menyiapkan beberapa langkah-langkah jitu guna menurunkan angka stunting yang lebih masif lagi," katanya.*

Baca juga: UGM tingkatkan kapabilitas jurnalis dukung pencegahan stunting di NTB

Baca juga: BKKBN: NTB jadi provinsi uji coba BKB Emas percepat turunkan stunting

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023