Berlin (ANTARA) - Jerman tidak lagi mewajibkan orang-orang yang tiba di negaranya dari China untuk menjalani tes COVID-19, demikian disampaikan pemerintah setempat pada Rabu (22/2).

Setelah Uni Eropa (EU) sepakat untuk mengakhiri persyaratan tersebut pada akhir Februari, negara-negara di seluruh Eropa kini secara bertahap mencabut persyaratan tes bagi pelancong dari China.

"China tidak lagi diklasifikasikan sebagai area variant of concern, di mana sebuah varian tertentu yang diwaspadai mengancam akan muncul," tulis Robert Koch Institute (RKI), badan yang bertanggung jawab untuk pengendalian penyakit menular di Jerman.
 
   Wisatawan melakukan check-in di Bandara Internasional Chengdu Shuangliu, Provinsi Sichuan, China, Jumat (10/2/2023). (ANTARA/Xinhua/Tang Wenhao)


Mengingat negara-negara anggota EU tidak dapat menyepakati aturan COVID-19 yang mengikat bagi lalu lintas udara penumpang dari China, maka pemberlakuan persyaratannya akan berbeda-beda di setiap negara. Rekomendasi UE juga menuai kritikan lantaran sudah ketinggalan zaman

China baru saja melanjutkan aktivitas wisata kelompok keluar (outbound) bagi wisatawan ke 20 negara, termasuk Thailand, Maladewa, Uni Emirat Arab, Hungaria, dan Swiss. Jerman belum termasuk di antara destinasi tersebut.

Menurut China Outbound Tourism Research Institute (COTRI), jumlah perjalanan outbound akan meningkat dari 170 juta pada 2019 menjadi 228 juta pada 2030.
 
Para pelancong mengantre untuk menukar mata uang di Bandara Internasional Shuangliu di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Jumat (10/2/2023). (ANTARA/Xinhua/Tang Wenhao)

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023