Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis akupuntur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Irma Nareswari Sp.Ak mengatakan akupuntur dapat mengurangi efek samping akibat terapi yang dijalankan pasien kanker agar bisa mempertahankan kualitas hidupnya.

"Akupuntur merupakan terapi yang dimanfaatkan atau digunakan untuk efek samping dan keluhan-keluha yang muncul pada saat terapi dan tentunya diharapkan supaya terapi-terapi tersebut itu dapat diselesaikan dan yang pasti kualitas hidup pasien dan tentunya keluarga tetap baik," ucap Irma di Jakarta, Kamis.
 
Terapi akupuntur yang minim rasa sakit disebutkan Irma dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalankan terapi dan keluarga yang mendampingi.
 
Irma mengatakan pasien biasanya diberi obat morfin atau obat-obatan opioid untuk meredakan nyeri pada kankernya. Namun penggunaan obat tersebut dalam jangka panjang bisa menyebabkan efek samping seperti sembelit atau konstipasi dan xerostomia atau kondisi di mana mulut pasien kering dan pahit sehingga menurunkan nafsu makannya.

Baca juga: Akupuntur bermanfaat dalam program bayi tabung

Dengan melakukan terapi akupuntur, kata Irma, bisa meredakan nyeri pada kanker tersebut dan mengurangi dosis penggunaan obat.

Saat ini akupuntur juga bisa dilakukan tanpa jarum dan minim rasa sakit yaitu dengan metode laser yang juga aman untuk pasien anak.

"Jadi jangan takut untuk pasien-pasien yang takut jarum atau pasien anak-anak itu juga dapat tetap mendapatkan terapi akupuntur dengan menggunakan laser," ucapnya.

Akupuntur biasanya diberikan pada siklus ketiga kemoterapi saat keluhan-keluhan mulai muncul seperti mual dan muntah karena efek kemoterapi. Akupuntur dapat diberikan sebelum pasien tersebut dilakukan kemoterapi untuk meningkatkan stamina pasien dan lebih merasa tenang serta mengurangi mual muntah secara signifikan.

Meskipun kemoterapi sudah berhenti, penggunaan akupuntur masih bisa dilakukan pada pasien untuk mengurangi kebas pada tubuh akibat radiasi kemoterapi.

Efek samping dari akupuntur, kata Irma, bisa terjadi jika pasien mengalami trombosit rendah di bawah 25.000 atau sel darah putihnya yang terlalu rendah, karena dapat mengakibatkan lebam karena penggunaan jarum akupunktur. Namun lebam tersebut tidak menimbulkan kecacatan atau memperburuk keadaan pasien.

Selain itu ada akupuntur dengan model plester (Press Needle) dengan ukuran jarum yang sangat kecil yakni 0,3 sampai 0,5 milimeter yang bisa ditempel pada titik akupunktur.

"Efek samping lain atau kontraindikasi adalah jika kondisi pasien itu memang hemodinamika jadi tekanan darahnya juga sudah tidak baik, nadinya tidak baik, tanda vitalnya tidak baik tentunya kita akan hentikan dulu terapi akupunturnya sampai kondisi pasien stabil untuk mencegah efek samping lain atau perburukan kondisi tersebut," tutup Irma.

Baca juga: Atasi gangguan tidur dengan akupresur pada pergelangan tangan

Baca juga: Dokter: Akupuntur bisa atasi efek samping terapi kemo pasien kanker

Baca juga: Akunpuntur bantu kurangi nyeri pada wanita menopause

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023