Kuala Lumpur (ANTARA) - Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang mengaku diselundupkan ke Malaysia akan pulang ke Indonesia usai meminta pertolongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat akun resmi Instagram milik sang presiden.

“Iya saya ikutin IG (Instagram) nya (Presiden). Terus saya komentar. Setiap status dia saya komen lagi, saya komen lagi,” kata Astuti (bukan nama asli) WNI asal Jakarta, saat ditemui di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Jumat.

Menurut rencana, KBRI Kuala Lumpur akan memfasilitasi kepulangannya ke Jakarta pada Sabtu (25/2).

Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan di Malaysia, Astuti mengaku sudah bekerja pada dua majikan berbeda. Dirinya tidak mengetahui pasti lokasi pertama bekerja, namun lokasi yang kedua berada di Putrajaya.

Ia mengaku tertipu setelah melihat iklan lowongan pekerjaan untuk luar negeri sebagai ART di Facebook dari akun seseorang bernama Nurul. Ia dan Nurul kemudian bertemu di Surabaya.

Menurut pengakuan Astuti, Nurul membawanya dirinya bertemu dengan seorang agen bernama Bu Asun di Kota Kediri, Jawa Timur. 

Astuti mengatakan jalur keberangkatannya ke Malaysia berawal dari Jakarta menuju Surabaya dengan menggunakan mobil penumpang. 

Setelah itu, kata Astuti, ia dibawa ke Kediri sebelum diterbangkan ke Batam melalui Surabaya, dan diselundupkan ke Malaysia melalui Johor Bahru hanya dengan berbekal paspor --tanpa memiliki visa kerja.

Selain itu, ia mengatakan dirinya dijanjikan memperoleh gaji 1.200 ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp4,11 juta per bulan. Namun, kata Astuti, gaji yang akan diperolehnya itu dipotong untuk tiga bulan pertama masa kerja.  


Instagram Presiden Jokowi

Perempuan berusia 35 tahun tersebut mengaku tidak akan berangkat ke Malaysia untuk menjadi asisten rumah tangga (ART) apabila sejak awal diinformasikan bahwa dirinya akan didenda Rp25 juta jika meminta pulang.

“Pak tolongin saya, saya pingin dipulangin, tapi agen saya tuh nipu saya. Dia dari awal enggak ngomong, kalau saya minta pulang kena denda Rp25 juta …," kata Astuti ketika menceritakan pesan yang ia tulis kepada Jokowi. 

"Pak tolongin Pak, saya memang mau masuknya resmi, tapi setelah diselidiki (ternyata) ilegal,” kata Astuti lagi.

Ia mengaku merasa terjebak dengan kondisi tersebut, ditambah dengan kenyataan bahwa ia tidak bisa pulang. 

Astuti juga mengatakan tugasnya terlalu berat karena harus dikerjakan seorang diri, mulai dari membersihkan rumah, mencuci dan setrika pakaian, memasak, hingga menjaga anak.

Pekerjaan sebagai ART di Malaysia ternyata berbeda jauh dengan di Indonesia, ujar Astuti.

Di Indonesia, menurut dia, pekerjaan menjaga anak dilakukan secara terpisah oleh baby sitter (pengasuh anak), yang tidak harus membersihkan rumah, mencuci, hingga menyetrika pakaian.

“Banyak yang komen (pada komentarnya di IG Presiden Jokowi). Orang Indonesia banyak yang respons. ’Pak tolongin lah Pak itu TKI Indonesia', gitu,” ujar Astuti, ketika mengutip tanggapan dari para pengguna Instagram. 

Setelah beberapa hari meminta pertolongan melalui akun IG Presiden, Astuti mengaku mendapat panggilan video via Instagram dari Istana Presiden.

Selama percakapan melalui video, katanya, ia diminta memberikan alamat tempatnya berada saat itu, nama majikan, serta keterangan menyangkut paspor dan kartu keluarga.

Astuti juga menyebutkan bahwa ia sekaligus diberi tahu bahwa ada petugas dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) yang akan menghubungi dirinya.

BP2MI, menurut Astuti, menghubunginya dengan video call via Instagram keesokan harinya. Tidak lama kemudian, KBRI Kuala Lumpur juga menghubungi dia.

Pada Kamis (23/2), majikannya mengantarkan Astuti ke KBRI Kuala Lumpur dan menyerahkan paspor Astuti.
 

Baca juga: KBRI dan KJRI fasilitasi pemulangan WNI ditangkap di Nilai Springs

Baca juga: Malaysia tahan WNI diduga sebagai sindikat penyelundup migran


 

TKI asal Aceh yang sakit di Malaysia telah dipulangkan

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023