Melalui dana talangan tanah maka pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 1.830 km bisa diselesaikan sampai 2019
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan inovasi pembiayaan telah membantu dalam mengakselerasi pembangunan jalan tol dan infrastruktur di Indonesia.

"Inovasi pembiayaan tidak hanya skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Pertama, tentang kenapa kita bisa lebih cepat membangun jalan tol atau infrastruktur di PUPR, karena pembebasan lahan. Kita membujuk penyedia jasa atau pemrakarsa untuk bisa mengadakan tanah dengan dana talangan, ini termasuk inovasi pembiayaan yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Skema ini lebih cepat dan nantinya (dana talangan) diganti oleh Menteri Keuangan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," ujarnya dalam seminar daring "Innovative Financing in Unity" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Melalui dana talangan tanah maka pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 1.830 km bisa diselesaikan sampai 2019.

Menurut dia, dana talangan pembebasan lahan merupakan inovasi pembiayaan pertama yang sangat dirasakan dan itu tidak akan terjadi kalau tidak mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan.

"Kedua, adalah kita ada yang namanya skema cross subsidy lelang, jadi kita melakukan lelang di Jawa dengan kriteria siapa yang bisa membangun Tol Trans-Sumatera lebih panjang itu yang akan menang. Jadi, kita melelangkan proyek Tol Semarang-Batang dan juga Serang-Panimbang, kemudian mendapatkan 83 km untuk pembangunan tol di Sumatera, ini juga innovatif financing," kata Basuki.

Kemudian, ketiga adalah skema availability payment yang paling mudah dan dikawal terus oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) sejak dari penyiapan proyeknya, tidak hanya untuk pembangunan baru, tapi sekarang sudah sampai dengan pemeliharaan jalan.

Dengan demikian, pemeliharaan Jalan Lintas Timur Sumatera di Riau dan Sumatera Selatan sudah dibiayai oleh KPBU dan menurut Basuki hal ini juga termasuk dalam inovasi pembiayaan.

Sebelumnya, Basuki mengungkapkan bahwa pembiayaan infrastruktur kreatif atau creative infrastructure financing (creatiff) merupakan keharusan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

Banyak sekali skema pembiayaan infrastruktur yang berkembang dan terus digali, terutama dari Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan untuk mendorong serta mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur, terutama untuk percepatannya.

Ia mengatakan pembangunan infrastruktur tidak hanya bisa diharapkan dari APBN, melainkan juga harus melibatkan investasi.

Baca juga: Kemenkeu dan Kementerian PUPR bentuk ekosistem pembiayaan perumahan
Baca juga: Menteri PUPR: Pembiayaan kreatif percepat pembangunan infrastruktur
Baca juga: PUPR - PII berkolaborasi upayakan alternatif pembiayaan infrastruktur

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023