Teheran (ANTARA) - Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Rabu memerintahkan penyelidikan secepatnya atas kasus keracunan yang dialami ratusan siswi sekolah di sejumlah kota di Iran.

Saat mengetuai sidang kabinet di Teheran, dia menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi untuk mencari penyebab keracunan misterius itu secepat mungkin.

Akibat keracunan, ratusan siswi sekolah dirawat rumah sakit dalam beberapa minggu terakhir.

Raisi juga meminta kementerian-kementerian terkait untuk membantu kementerian dalam negeri menyelidiki kasus yang mengguncangkan negara itu.

Ratusan siswi dirawat di rumah sakit di sejumlah kota sejak November tahun lalu, yang disebut-sebut sebagai wabah penyakit misterius.

Meskipun para orang tua menduga keracunan sebagai penyebab mereka dirawat, pihak berwenang yang menyelidiki masalah itu belum dapat memastikannya.

Awal minggu ini, Wakil Menteri Kesehatan Younes Parahi mengatakan bahwa sejumlah orang meracuni para siswi di Kota Qom untuk mengganggu aktivitas belajar mereka.

Seraya mengesampingkan penyebab eksternal, dia menekankan bahwa kasus keracunan itu disebabkan senyawa kimia yang tidak menular.

Pernyataan itu muncul setelah Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri memerintahkan penyelidikan hukum terhadap masalah itu menyusul aksi protes di Qom.

Kasus misterius itu pertama kali dilaporkan pada November tahun lalu ketika 18 siswi dilarikan ke rumah sakit di Qom setelah merasa mual, sesak napas, batuk dan nyeri di badan.

Pada insiden terbaru yang dilaporkan media setempat pekan lalu, 15 siswi dirawat di rumah sakit di Qom setelah mengeluhkan gangguan pernapasan.

Dari Qom, kasus itu meluas ke kota lain dalam beberapa waktu belakangan, termasuk Teheran.

Pada Rabu, media lokal melaporkan sejumlah kasus keracunan di beberapa sekolah di bagian barat Teheran, tetapi kondisi mereka stabil.

Di hari yang sama juga dilaporkan kasus keracunan tujuh siswi di Kota Ardabil setelah mereka mencium gas atau sesuatu mirip gas. Ada beberapa laporan serupa dari kota lain, termasuk Kermanshah.

Dalam konferensi pers di Teheran, Menteri Dalam Negeri Vahidi mengatakan tidak seorang pun menjadi lumpuh akibat keracunan.

Dia menyangkal laporan media setempat tentang penangkapan terkait keracunan siswi sekolah.

Dia juga mengatakan pernyataan itu dirancang untuk menciptakan "atmosfer psikologis di antara para siswi dan keluarga mereka".

Kepala Polisi Teheran Ahmedraza Radan juga mengatakan belum ada yang ditangkap terkait kasus keracunan dan polisi sedang berupaya menemukan asal isu tersebut.

Kasus itu muncul setelah gelombang protes selama berbulan-bulan di Iran yang diwarnai kekerasan, menyusul kematian wanita berusia 22 tahun saat berada dalam tahanan polisi pada pertengahan September tahun lalu.

Sumber: Anadolu-OANA

Baca juga: Tuduh ikut campur urusan peradilan, Iran usir dua diplomat Jerman
Baca juga: Yayasan asal Iran berikan lahan pertanian ke penyerang Salman Rushdie
Baca juga: Iran bantah lakukan pengayaan uranium di atas 60 persen

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023