Sentani (ANTARA) - World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia wilayah Papua mengatakan Birdwatching Rhepang Muaif di Kabupaten Jayapura termasuk dalam Indigenous and Community Conserved Area (ICCA) atau Kawasan Konservasi Masyarakat Adat dan Komunitas.

Papua Program Manajer WWF Indonesia Wika Rumbiak kepada Antara, Sabtu, mengatakan praktik perlindungan sumber daya alam dan lingkungan berbasis kearifan serta nilai-nilai lokal berdasarkan inisiatif komunitas terlihat di kawasan Birdwatching Rhepang Muaif.

“Kami melihat keterlibatan masyarakat adat, perempuan dan pemuda dalam pengelolaan ekowisata adalah suatu kolaborasi yang baik untuk pembangunan berkelanjutan guna melestarikan keanekaragaman hayati,” katanya.

Menurut Wika, pihaknya bekerja tidak hanya terkait isu kehidupan alam liar saja tapi juga pada isu-isu lingkungan lainnya yang strategis.

Baca juga: Dispar Jayapura: Birdwatching jadi wisata unggulan berbasis lingkungan

Baca juga: BIOTA latih pemandu wisata pengamatan burung di Danau Limboto 


“Komitmen pemerintah daerah di tingkat provinsi untuk menjaga hutan alam seluas 70 persen dan mendukung pembangunan berkelanjutan menjadi prinsip dan nilai yang diakomodir dalam penyusunan rencana kebijakan dan program salah satunya di Kabupaten Jayapura,” ujarnya.

Wika menjelaskan melalui perlindungan masyarakat dan kampung adat, pendanaan yang berkelanjutan, pengembangan sektor wisata, pengembangan hasil hutan bukan kayu yang berkelanjutan bertitik berat pada tujuan menjaga keutuhan hutan alam.

“Kami merasa bahwa hubungan kemitraan sangat penting untuk dibangun salah satunya dengan pemerintah daerah Kabupaten Jayapura,” katanya lagi.

Wika menambahkan rangkaian kegiatan penyusunan kajian ilmiah, peningkatan kapasitas kelompok lokal, integrasi program, pendanaan dan juga kebijakan telah dilaksanakan bersama-sama.

“Kami dari WWF Indonesia program Papua secara berkesinambungan bekerja bersama masyarakat adat, pemerintah daerah, universitas serta mitra pembangunan lainnya untuk perlindungan keanekaragaman hayati, baik flora dan fauna,” ujarnya lagi.*

​​​​​​​Baca juga: Wisatawan mancanegara tertarik amati burung langka di Probolinggo

Baca juga: Pengamat burung minati hutan Taman Nasional Lore Lindu

Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023