Keluhan petani lada saat ini adalah biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong para petani terus membudidayakan tanaman lada kendati harganya belum stabil.

"Kendati harga lada (sahang) belum stabil masih berkisar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu, namun kami minta para petani tetap membudidayakan tanaman ekspor itu," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah Sajidin, di Koba, Senin.

Hal itu dikatakannya menyikapi banyak para petani yang meninggalkan perkebunan lada dan memilih menanam komoditas kelapa sawit, bahkan berhenti menggarap lahan pertanian dan beralih bekerja sebagai penambang bijih timah.

"Sebelum bijih timah bisa ditambang oleh rakyat, dulu ekonomi masyarakat kita bangkit dari komoditas lada," katanya pula.

Justru karena itu, kata dia lagi, lada merupakan tanaman tua jangka panjang yang bisa memperkuat fondasi ekonomi dalam jangka panjang pula.

Pemkab Bangka Tengah terus mendorong para petani tetap bersemangat menggarap lahan untuk ditanami lada, dengan menyalurkan bantuan bibit unggul dan peralatan teknologi yang bisa untuk meningkatkan produksi.

Petani lada terus didorong menekan biaya produksi dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan penggunaan pupuk organik.

"Keluhan petani lada saat ini adalah biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang didapat, sehingga mereka merugi," katanya lagi.

Menurut dia, petani harus mengubah cara bertanam lada dengan memanfaatkan teknologi terbarukan dan lebih banyak menggunakan pupuk organik.

Menekan biaya produksi, kata Sajidin, merupakan bagian dari cara yang efektif untuk menyiasati harga lada yang terus merosot agar para petani tidak merugi.

"Secara hitung-hitungan ekonomi, jangankan dengan kondisi lada yang sekarang, bahkan kondisi harga stabil pun tetap petani belum bisa meraih untung jika tidak mampu menekan biaya produksi," ujarnya pula.

Pihaknya menargetkan produksi lada petani minimal mencapai 250 kilogram per hektare.

"Itu target minimal dengan hitungan satu batang lada petani bisa berproduksi sebanyak 0,6 ons," kata Sajidin.

Di antara upaya untuk meningkatkan produksi adalah dengan memperbaiki pola tanam, membiasakan menggunakan pupuk organik dan memilih bibit unggul.

"Lada saat ini masih menjadi andalan petani untuk meningkatkan perekonomian, kendati harganya masih berfluktuatif," katanya lagi.
Baca juga: Keunggulan lada Belitung dalam Billiton Spice
Baca juga: Kementan dorong pengembangan industri hilir lada di Bangka Tengah

Pewarta: Ahmadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023