Jakarta (ANTARA) - Rezky Zaintiara Gusnadindra (26) patut berbangga hati. Di usia yang masih muda dia sudah sukses menjalankan restoran dengan sajian makanan khas  Betawi.  

Restoran Betawi yang dinakhodai  ini membawa warna baru dan kekinian untuk menarik kawula muda. Restoran bernama Warung Bemo yang berarti Betawi Moderen ini berlokasi di Jalan Utama Raya, Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

Ketika masuk ke dalam restoran, pengunjung langsung disuguhi desain bangunan bergaya modern.  Di setiap sisi tembok terlihat beragam lukisan yang menggambarkan kebudayaan Betawi,  seperti gambar kendaraan bemo, ondel-ondel, Monas hingga situasi mini kota Jakarta.

Warna hitam dan putih menjadi paduan yang menyatu di dalam ruang makan restoran sehingga meninggalkan kesan modern. Tempat pembuatan kopi pun layaknya kafe.  Banyak anak muda, bahkan orang tua yang berswafoto dengan  lukisan di tembok sebagai latar belakangnya. "Biar bisa diterima kalangan anak muda makanya kita mengusung tema ini," kata Rezky kala ditemui di restorannya.

Menu yang ditawarkan pun beragam dari soto Betawi, soto bening, sop, pepes tahu, pepes ayam, sop iga hingga ikan pesmol. Beragam makanan ringan kekinian juga disajikan di dalam menu seperti roti bakar hingga kentang goreng.

Rezky mengusung masakan khas Betawi sebagai menu utama karena dia asli orang Betawi dan punya misi ingin mempopulerkan masakan Betawi ke seluruh kalangan, termasuk generasi milenial. Dia  ingin memperkenalkan masakan khas Betawi yang tidak umum di pasaran.

Dari gerobak pasar malam

Sukses membuka restoran di Jakarta Barat membuat Rezky  ingin membuka cabang di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan dengan konsep yang sama. Dia yakin dengan gaya penyajian seperti ini, masakan Betawi bisa diterima oleh lidah para muda mudi di pusat kota.

Kesuksesan Rezky yang dia dapat saat ini bukan datang secara tiba-tiba. Banyak proses yang telah dia lewati hingga akhirnya restorannya menjadi  besar. Rezky yang kala itu masih berusia 15 tahun di 2012 sudah terlibat langsung dalam proses berjualan. Usaha milik keluarga ini hanya menjual soto Betawi dengan gerobak.  "Saya masih SMA, dan pulang sekolah langsung bantu jualan malam hari.  Kita hanya jualan saat pasar malam saja," kata dia.

Sejak saat itu lah, dia bersama keluarga fokus menggeluti usaha kulinernya. Lambat laun, Rezky mulai memperlebar pangsa pasarnya ke kantor - kantor pemerintah seperti kelurahan dan kecamatan.

Dari itu dia mulai sering menerima pesanan makanan.  Tidak hanya makanan berat, tapi juga kerap melayani pesanan makanan ringan untuk acara rapat di kantor pemerintah. Karenanya, Rezky mulai beralih dari berjualan di pasar malam ke sebuah tempat yang menetap di dekat Kantor Kecamatan Cengkareng.

Atmosfer bisnis kala itu begitu bersahabat dengan Rezky lantaran pesanan dalam jumlah besar semakin banyak dan pelanggan di restorannya juga semakin ramai. Rezky  mulai merambah ke menu yang lebih banyak dari yang sebelumnya hanya mengandalkan soto Betawi saja. Rezky melihat, pangsa pasar perkantoran masih menjadi ladang yang subur dan bisa menolong usahanya di tengah pandemi COVID-19 saat itu.

Untuk semakin memperluas pasarnya, dia membutuhkan sertifikasi halal agar produknya diakui oleh seluruh kantor pemerintah. Saat itulah dia  oleh petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat diajak untuk menjadi pelaku Jakprenuer binaan.

Menjadi Jakprenuer binaan Sudin KPKP Jakbar membuat Rezky mendapatkan banyak hal,  seperti pelatihan usaha, teknik pemasaran dan bantuan untuk sertifikasi halal. Rezky mengikuti pelatihan tersebut pada tahun 2020. Setelah enam bulan masa pelatihan di Jakprenuer Sudin KPKP, akhirnya Rezky mengantongi sertifikasi halal. 

Rezky mengaku sangat terbantu oleh pembinaan yang dilakukan Sudin KPKP. Usahanya semakin maju lantaran bisa memasuki seluruh pasar perkantoran di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Dia juga mendapat kesempatan untuk memasarkan produknya di aplikasi e-order sehingga bisa melayani pelanggan yang datang di restoran maupun pesanan lewat aplikasi. "Per hari bisa 600 pesanan lewat aplikasi. Pemasukan dari pesanan aplikasi saja bisa sampai Rp 5 juta," kata dia.

Rezky mengakui, campur tangan pihak Jakprenuer Sudin KPKP Jakbar mampu membawanya sampai ke titik kesuksesan ini. Walaupun harus melewati masa sulit, dia yakin jejaknya ini bisa diikuti oleh para peserta pelatihan Jakprenuer yang lainnya. Dia berharap tonggak kesuksesan ini bisa diteruskan oleh para pelaku Jakprenuer yang kini sedang berjuang.


Tingkatkan kualitas UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu motor penggerak perekonomian warga menengah ke bawah. Aktivitas UMKM tidak hanya membantu warga menjadi enterpreneur melainkan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat luas.

Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUMKM) Jakarta Barat kini tengah fokus meningkatkan kualitas UMKM di wilayahnya. Peningkatan kualitas itu dilakukan dengan cara memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan agar produk UMKM bisa bersaing dengan produk lain di pasaran.

Menurut data, sebanyak 40.000 UMKM  tergabung dalam program JakTrainer yang dibina oleh beberapa Suku Dinas. Suku Dinas yang terlibat di antaranya Suku Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif, Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian, Suku Dinas Sosial, Suku Dinas PPKUMKM, Suku Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi,  serta Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Jakarta Barat.

Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas UMKM di antaranya mengirimkan petugas penyedia jasa layanan perorangan (PJLP) pendamping untuk mendampingi UMKM di setiap kecamatan. Petugas itu mendampingi pelaku UMKM meningkatkan kualitas produk, membantu proses pemasaran hingga mendapatkan sertifikat usaha.

Tidak hanya mengandalkan tenaga PJLP,  jajaran  PPKUMKM Jakarta Barat  juga menggandeng pihak universitas dan BUMD untuk membantu peserta Jakprenuer dari segi pelatihan.

Para pemangku kepentingan tersebut akan bekerja sama dalam tujuh tahapan (7P) pelatihan Jakprenuer, yakni pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, pelaporan keuangan hingga permodalan.

Contohnya,  kerja sama dengan Universitas Trisakti yang akan melatih peserta UMKM membuat laporan keuangan pemasukan dan pengeluaran. Nantinya, para dosen Universitas Trisakti memberikan pelatihan teknis kepada pelaku UMKM. Setelah itu, para dosen mengirimkan mahasiswanya untuk mendampingi pelaku UMKM dalam membuat pembukuan usaha.

Selain itu, BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya juga akan membantu meramaikan bazar pelaku UMKM dengan membuka gerai pangan murah. Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) juga membantu meramaikan bazar UMKM di setiap kecamatan.

Tidak hanya itu,  PPKUMKM Jakarta Barat  juga sudah membuat nota kesepahaman (MOU) dengan Lembaga Pengkaji Pangan, Makanan, Obat Obat dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) DKI Jakarta untuk sertifikasi produk milik 600 UMKM. "Upaya tersebut diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha," kata Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUMKM) Jakarta Barat, Iqbal.

 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023